Sabar Dengan Tali
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna. Dia dilahirkan dalam keadaan fitrah, yang berarti suci bersih, dan memiliki potensi-potensi kebaikan. Yakni menyenangi segala bentuk kebaikan. Namun, perlu diketahui jika potensi tersebut tidak diasah, akan lenyap dengan pengaruh-pengaruh buruk yang muncul di sekitar kehidupan manusia. itu sebabnya potensi tersebut hendaknya dikembangkan dan dipelihara, sehingga mampu melahirkan kebaikan-kebaikan dalam diri manusia, dan kemudian mampu menjadi manusia seutuhnya yang berakhlaqul karimah.
Pendidikan merupakan salah satu usaha menjaga serta mengembangkan potensi-potensi kebaikan tersebut. Pendidikan, dapat dilaksanakan dalam situasi formal di sekolah, informal di keluarga dan non formal di lingkungan masyarakat. Ketiga situs pendidikan tersebut harus bekerja sama dalam mencapai tujuan pendidikan, yaitu mencetak generasi paripurna berakhlakul karimah, berguna bagi sesama, cerdas dalam berfikir, sopan dalam berperilaku.
Dalam pendidikan formal, terdapat seorang pendidik yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses pendidikan. Pendidik bertanggung jawab dalam hal pelayanan pendidikan yang maksimal. Sebagai bentuk pelayanan tersebut adalah mengajar dengan sungguh-sungguh dan setulus hati. Sehingga potensi kebaikan peserta didik dapat terjaga dan dikembangkan. Diantara potensi kebaikan yang dimiliki manusia adalah sifat sabar. Sabar ketika kesusahan dan sabar dalam kebahagiaan. Sabar dalam menjalankan kewajiban dan sabar dalam meninggalkan larangan.
Maka, penting sekali bagi pendidik untuk dapat melahirkan sifat sabar bagi para peserta didik. Berikut tips sederhana, bagaimana cara pendidik melatih kesabaran bagi peserta didik. Cara ini dapat diterapkan di Taman Kanak-Kanak atau Sekolah Dasar. Lebih efektif untuk materi olah raga yang dilakukan out door. Nama kegiatan ini bisa disebut, Tali Kesabaran.
Tahap pertama adalah mengumpulkan peserta didik di halaman dan mengajak mereka pemanasan / pelenturan sesuai waktu yang dibutuhkan. Setelah itu meminta mereka berlari mengitari halaman dengan tekhnik bergilir satu persatu atau perkelompok . namun sebelum berlari ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik karena, disinilah tali berfungsi sebagai latihan kesabaran. Biasanya untuk anak-anak TK belum bisa diajak bergilir, mereka cenderung menyukai kebersamaan. Jika satu diminta berlari, maka semua ikut berlari. Kondisi tersebut tentunya jauh dari tertib dan rapi. Untuk menghindari hal tersebut. Pendidik dapat menggunakan tali (bisa tali raffia, atau tali yang lain) anak diminta berkumpul jadi satu, dan batasi mereka dengan tali.
Jadi di sekeliling anak telah ada tali yang melingkarinya. Pendidik kemudian menyampaikan bahwa tali tersebut adalah tali kesabaran, jadi bagi anak yang keluar dari tali, berarti bukan anak yang sabar. Setelah itu jelaskan aturan urutan kegiatan yang akan dilaksanakan. Satu anak yang dipanggil nanti diperbolehkan keluar dari tali dan harus berlari mengelilingi halaman. Sampaikan juga bahwa anak yang dipanggil dan keluar dari tali tidak dianggap anak yang tidak sabar. Tapi tetap sabar karena melaksanakan perintah dari guru.
Untuk penguatan tanyakan sekali lagi kepada peserta didik. Siapa yang ingin menjadi anak sabar..? anak TK biasanya dengan serentak mengacungkan tangan dan serentak menjawab sayaaa. Untuk lebih menguatkan, tanyakan sekali lagi dan minta mereka menjawab dengan angkat tangan, lompat dan teriak. Selanjutnya jelaskan faedah/keutamaan sabar secara singkat. Setelah tenang panggil anak satu persatu secara bergantian untuk lari mengitari halaman. Dan pastikan peserta didik yang lain tetap berada di dalam lingkaran tali.
Tips sederhana tersebut, dipastikan dapat menjadikan anak tertib, mau rapi dan sabar mengantri menunggu giliran. Hal itu dikarenakan ada sesuatu, dalam hal ini tali yang dengan jelas dapat dilihat oleh anak dan tali itu dianggap bentuk bukti kesabaran mereka. Anak-anak akan lebih tertarik terhadap bukti yang konkret. Sering kita mengenalkan konsep kesabaran kepada murid terutama anak-anak TK, tapi lupa memberikan sarana kepada mereka untuk belajar sabar.
Itu tadi sedikit pengalaman saya ketika mengajar di TK. Ketika itu sungguh di luar dugaan. Anak-anak TK saya yang terkenal aktif sekali, dapat rapi dan tertib mengikuti semua aturan permainan saya. Satu pendidikan moral saat itu, bahwasanya tidak ada satupun anak di muka bumi ini yang terlahir nakal, semua dilahirkan dengan potensi kebaikan. Tergantung bagaimana kita orang-orang dewasa mengajak mereka untuk senantiasa berperilaku baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar