MENGAPA HARUS BELAJAR...?
Pendahuluan
Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal yang sangat baik, berdasarkan kemampuan tersebut umat manusia telah berkembang selama berabad-abad tahun lamanya hingga saat ini. Dan kesempatan yang luas tetap terus terbuka bagi manusia untuk terus berkembang memperkaya diri dalam mencapai taraf kebudayaan yang lebih tinggi, misalnya para ahli tekhnologi berusaha terus untuk menemukan sumber-sumber energi baru, dengan mempergunakan hasil penemuan ilmiah yang telah digali oleh generasi terdahulu. Namun tanpa dibekali dengan kemampuan belajar, kemampuan di bidang tekhnologi ini tidak mungkin berjalan.
Setiap manusia tentunya mengalami banyak perkembangan di bidang kehidupan. Perkembangan ini dimungkinkan karena adanya kemampuan untuk belajar. Sehingga manusia dapat terus mengalami perubahan dari waktu-ke waktu hingga mencapai usia tua.
Untuk memfokuskan permasalahan, maka dalam makalah ini hanya akan membahas mengenai hubungan antara belajar, perkembangan dan tujuan pendidikan, serta mengulas sederhana tentang pendidikan sekolah. Hasil dari makalh ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca khususnya bagi siapa saja yang konsen dalam dunia pendidikan tentang hubungan belajar, perkembangan dan tujuan pendidikan. Sehingga pembaca dapat mengetahui betapa penting peran belajar di sekolah. Semoga bermanfaat.
Pembahasan
Manusia sebagai makhluk paling sempurna di muka bumi, tentunya terus mengalami perubahan. Dalam mencapai perubahan, pastinya setiap manusia mengharapkan perubahan menjadi lebih baik. Usaha untuk berubah menuju lebih baik dapat dilakukan dengan belajar setiap saat. Proses belajar yang paling formal di Indonesia biasanya di lakukan dalam lembaga sekolah. Di sekolah setiap manusia dituntut untuk terus belajar demi mencapai tujuan yang diharapkan atau tujuan pendidikan.
Ditetapkannya aneka tujuan pendidikan dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas pada usaha-usaha pendidikan, supaya belajar dan perkembangan peserta didik berjalan sesuai harapan. Dengan begitu dapat dipahami bahwa antara belajr, perkembangan, dan pendidikan sangat berhubungan erat antara satu dengan lainnya.
- Hubungan antara belajar- perkembangan-pendidikan.
- Belajar
Belajar itu meliputi tiga bidang belajar, yaitu
- Belajar di bidang kognitif, anak memperoleh pengetahuan dan pemahaman, misalnya mengetahui struktur pemerintahan Negara dan memahami hubungan antara bilangan dalam system bilangan decimal 0-9, sehingga mampu mengalikan dua bilangan secara tepat.
- Belajar melalui bidang sensorik-motorik, anak memperoleh setumpuk ketrampilan yang melibatkan otot, urat serta persendian tubuhnya (motorik) dan alat-alat indra seperti mata, telinga (sensorik); namun pemikiran, perasaan dan kemauan berperan juga (psikomotorik).
- Belajar melalui bidang dinamik-afektif, anak memperoleh berbagai sikap dan perasaan yang ikut menentukan tindakan-tindakan yang akan diambil; sikap dan perasaan itu memberikan energi psikis (dinamik) dan semangat melalui rasa-rasa tertentu yang meresapi tingkah lakunya (afektif).
Selama belajar di tiga bidang tersebut anak bergaul secara aktif dengan lingkungan hidup di sekitarnya. Dari orang-orang lain dan bermacam-macam sumber yang dibaca atau didengarkan, anak memperoleh pengetahuan, pemahaman, sikap, dan nilai. Dengan kata lain; belajar adalah sesuatu yang bersifat pribadi, yang hanya dapat dilakukan oleh orangnya sendiri. Belajar di tiga bidang itu, bersama-sama akan menunjang perkembangan psikis/mental anak. (Psikologi Pengajaran, W.S. Winkel: 2004)
Belajar pada pihak anak didik, merupakan kunci dalam proses perkembangan mental/ psikis, namun bukan setiap pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap perasaan, dan nilai ketrampilan yang diperoleh melalui belajar akan dengan sendirinya menjamin arah perkembangan yang seharusnya. Itu sebabnya tujuan belajar harus dimaksudkan hanya untuk meraih perkembangan ke arajh yang lebih baik. Tidak dikatakan belajar jika seseorang yang mengetahui sesuatu yang baru tapi semakin membawanya kepada perkembangan yang lebih jelek. Karena diktakan telah belajar jika telah berubah kepada yang lebih baik.
Pada hakikatnya, orang belajar adalah berusaha untuk menghubung-hubungkan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki dengan materi baru yang dipelajari, sehingga pengaitan antara sesuatu yang baru dengan hal-hal yang sudah ada dapat mempermudah penerimaan akan sesuatu yang baru. Hal ini kemudian menjadi salah satu prinsipbelajar yang utama dan dikenal sebagai prinsip asosiasi. Secara lengkap, prinsip tersebut berbunyi “belajar pada dasarnya adalah menghubungkan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang dimiliki.”(Inspiring Teaching, Taufik Tea: 2009)
Proses belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja terlepas dari ada yang mengajar atau tidak. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkunganya. Dengan begitu belajar adalah proses yang komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga liang lahat nanti. Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar jika terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya.perubahan menuju lebih baik dan hendaknya terjadi sebagai akibat interaksinya dengan lingkungannya, tidak karena proses pertumbuhan fisik atau kedewasaan; tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan. Perubahan tersebut harus bersifat relative permanent, tahan lama dan menetap tidak berlangsung sesaat saja.
Dalam proses belajar tentunya manusia membutuhkan sumber sebagai bahan belajar. Jika selama ini banyak yang menganggap bahwa satu-satunya sumber belajar atau bahan yang perlu dipelajari adalah buku atau materi pelajaran yang disampaikan para pendidik di dalam kelas. Padahal sumber belajar segala sesuatu yang menjadikan manusia berubah, bisa berupa nasehat dari orang lain, pengalaman diri sendiri atau orang lain, media elektrinik seperti televise, radio, internet bisa juga media masa. Berikut beberapa jenis sumber belajar:
- Bahan (materials). Jenis ini biasa disebut dengan istilah perangkat lunak atau software. Di dalamnya terkandung pesan-pesan yang perlu disajikan baik dengan bantuan alat penyaji maupun tanpa alat penyaji. Contoh buku, modul, film, radio dan lainnya.
- Alat (Device), bisa disebut istilah hardware atau perangkat keras dan digunakan untuk menyajikan pesan. Contoh, proyektor, film, film bingkai, video, tape recorder, TV dan sebagainya.
- Tekhnik adalah prosedur rutin atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan alat, bahan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan, misalnya tekhnik demonstrasi, kuliah, ceramah, Tanya jawab, pengajaran terprogrm dan belajar sendiri.
- Lingkungan atau setting, memungkinkan siswa belajar. Misalnya : gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, pusat sarana belajar, museum, taman, kebun binatang, rumah sakit, pabrik dan tempat-tempat lain baik yang sengaja dirancang untuk belajar atau untuk hal lain tetapi dimanfaatkan untuk belajar. (Media Pendidikan, Arief Sadiman dkk : 2008)
- Perkembangan
Dalam Kmaus Bahasa Indonesia Kontemporer, Perkembanganadalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata berkembang diartikan mekar, terbuka, membentang, menjadi besar, luas, banyak dan menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan dan lain sebagainya. Dengan demikian, kata berkembang tidak saja meliputi aspek yang bersifat abstrak, seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi dapat juga bersifat konkret seperti ; menjadi besar, menjadi luas dan menjadi tinggi.
Dengan kata lain perkembangan adalah perubahan jasmani dan rohani manusia menuju kea rah yang lebih maju dan sempurna. Juga merupakan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmani, bukan organ-organ jasmaninya itu sendiri. Dengan demikian, penekanan pada perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik. (Psikologi Pendidikan, Romlah: 2010)
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses berlangsungnya perubahan-perubahan dalam diri seseorang, yang membawa penyempurnaan dalam kepribadiannya. Pada anak didik proses itu memuncak, bila dia telah mencapai kedewasaan. Salah satu aspek pokok dari perkembangan ialah “pertumbuhan”, yaitu proses berlangsungnya sejumlah perubahan jasmani pada diri seseorang dengan meningkatnya umur, sampai kejasmanian telah terbentuk sepenuhnya.
Pertumbuhan berlangsung sejak saat terjadi pembuahan dan menyumbangkan struktur jasmaniah yang memungkinkan perkembangan mental/psikis, yang meliputi aspek perkembangan kognitif, perkembangan konatif, perkembangan afektif, perkembangan sosial dan perkembangan motorik. Berikut keterangan singkat mengenai beberapa perkembangan dalam diri manusia.
- Perkembangan kognitif meliputi peningkatan pengetahuan serta pemahaman yang sering disebut “perkembangan intelektual”, dan perluasan kemampuan berbahasa. Misalnya anak mulai mengenal benda-benda tertentu yang dapat dipakai sebagai tempat duduk; kemudian dia mulai mengerti, bahwa ada variasi dalam ukuran dan warna semua benda itu, namun terdapat sejumlajh cirri yang sama antara benda-benda itu.
- Perkembangan konatif meliputi penghayatan berbagai kebutuhan, baik biologis maupun psikologis, dan penentuan diri sebagai makhluk yang bebas dan rasional. Akan lahir pula berbagai motif, yaitu suatu daya penggerak yang memberikan arah pada beraneka aktivitas. Misalnya, penghayatan akan kebutuhan untuk makan menimbulkan daya penggerak untuk berbuat sesuatu, sehingga kebutuhan akan makanan dapat dipenuhi.
- Perkembangan afektif menyangkut pemerkayaan alam perasaan. Kalau anak pada awal mula, hanya mengenal perasaan senang atau perasaan tidak senang, lama kelamaan dia akan mengalami berbagai bentuk perasaan yang senang. Seperti rasa puas, gembira, kagum. Demikian pula dengan rasa tidak senang, akan mengalami berbagai variasi; seperti takut, benci, kesal, kecewa dan rasa marah.suatu reaksi perasaan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi kehidupan.
- Perkembangan sosial menyangkut kemampuan untuk bergaul secara memuaskan dengan seluruh anggota keluarga, semua teman di sekolah serta warga masyarakat.
Perkembangan motorik meliputi kemampuan untuk menggunakan otot-otot, urat-urat dan persendian-persendian dalam tubuh sedemikian rupa. Sehingga anak dapat merawat diri sendiri dan bergerak dalam lingkungan secara efisien dan efektif. Misalnya anak kecil belajar berjalan tegak, menaiki tangga, naik sepeda, memegang dan mengambil benda dan sebagainya. Semua aspek perkembangan yang telah disebutkan tersebut, bersama-sama membentuk keseluruhan perkembangan mental/psikis anak. (Psikologi Pengajaran, W.S. Winkel: 2004)
- Pendidikan Sekolah
Supaya anak didik dapat belajar dengan maksimal dan mampu mencapai perkembangan seperti harapan, maka proses belajar harus dijalankan dalam lembaga yang tersistematis, berkesinambungan dan resmi. Dengan begitu perkembangan hasil belajar dapat terkontrol dan terawasi dengan baik. Lembaga yang dimaksud di sini adalh lembaga pendidikan sekolah.
Pendidikan ialah bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada yang belum dewasa, agar dia mencapai kedewasaan. Bantuan yang diberikan oleh pendidikberupa pendampingan, yang menjaga agar anak didik belajar hal-hal yang positif, sehingga sungguh-sungguh menunjang perkembanganya.
Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal. Yang mana serangkaian kegiatan pendidikanya dilaksanakan secara terencana dan terorganisasi, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar-mengajar dalam kelas. Kegiatan tersebut tiada lain hanyalah untuk menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri anak yang sedang menuju kedewasaan, sejauh berbagai perubahan itu dapat ditempuh dalam belajar. Dengan belajar yang terarah dan terpimpin anak dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang mengantar ke kedewasaan.
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah:
- Pendidikan diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan herarkis.
- Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.
- Waktu pendidikan relative lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan.
- Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum.
- Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan di masa yang akan dating.
Sebagai lembaga pendidikan formal sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang dibawa dari keluarganya. (Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Hasbullah : 2005)
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah hendaknya memiliki tujuan, sehingga memiliki orientasi yang jelas dalam menjalankan proses pendidikan bagi seluruh masyarakat sekolah. Tujuan sekolah pastinya tidak terlepas dari tujuan pendidikan yang telah banyak dibicarakan dalam dunia pendidikan. Berikut tujuan pendidikan Islam yang telah dirumuskan al-Ghazalai. Tujuan umum pendidikan Islam tercermin dalam dua segi yaitu:
- Insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
- Insan purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Kebahagiaam dunia akhirat dalam pandangan al-Ghazali adalah menempatkan kebahagiaan dalam proporsi yang sebenarnya. Kebahagiaan yang lebih memiliki nilai universal, abadi, dan lebih hakiki itulah yang diprioritaskan. (Ilmu Pendidikan Islam, Mujib Abdul dan Jusuf Mudzakkir: 2006)
Pendidikan di sekolah mengarahkan belajar anak supaya dia memperoleh pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan nilai yang semuanya menunjang perkembanganya. Dengan demikian, jelas terdapat kaitan yang erat antara pendidikan, belajar dan perkembangan. Setiap manusia dalam menjalani kehidupanya, mau tidak mau pastimengalami perkembangn dan pertumbuhan baik secara fisik maupun psikis.
Pada dasarnya tanpa adanya arahan setiap perkembangan dan pertumbuhan tersebut akan berjalan dengan sendirinya dengan berbagai factor yang mempengaruhinya dari luar dan dalam dirinya. Untuk mengarahkan perkembangn dan pertumbuhan itulah (supaya sesuai yang diharapkan) manusia harus belajar. Karena tanpa belajar bisa jadi mengalami perkembangn dan pertumbuhan yang tidak sesuai harapan.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal, manusia membutuhkan alat atau sarana berupa tempat dan lingkungan yang kondusif. Di sinilah fungsi pendidikan sekolah yang menyedikan tempat kondusif bagi berlangsungnya proses belajar manusia. secara sederhana dapat disimpulkan bahwa kaitan belajar, perkembangn dan pendidikan sekolah ibart tiga bersaudara yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Perkembangan sebagai alasan seseorang untuk belajar dan sekjolah sebagai tempat untuk belajar.
DAFATAR PUSTAKA
Hasbullah. (2006). Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Romlah. (2010). Psikologi Pendidikan. Malang: UMM Press.
Sadiman, Arief dkk. (2008). Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatanya. Jakarta: Rajawali Press.
Tea, Taufik. (2009). Inspiring Teaching: Mendidik Penuh Inspirasi. Jakarta: Gema Insani.
Winkel, W.S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar