Selasa, 01 Desember 2009







PERENCANAAN SISTEM INFORMASI PENDIDIKAN
PENGELOLAAN
PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Sebagai Tugas Ujian Tengah Semester VII

Ika Romika Mawaddati
NIM : 06110023

JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2009

BAB I
PENDAHULUAN
Perintah pertama yang disampaikan kepada Muhammad oleh Tuhannya adalah membaca. Manusia diharuskan untuk membaca berbagai macam hal, di mana pun dan kapan pun berada. Dengan membaca, manusia mengetahui berbagai macam jenis ilmu, demi menjalani kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Karena dengan membaca buku manusia mendapatkan ilmu. Seperti dijelaskan dalam hadits, Rasulullah bersabda bahwa barang siapa yang menginginkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, maka harus memiliki ilmu. Sumber ilmu yang sangat beragam adalah dengan membaca buku. Mengutip dari seorang tokoh beliau menyatakan bahwa buku adalah jendela dunia, merupakan pusaka kemanusiaan yang membuat peradaban berlangsung hingga hari ini di dalamnya terkandung jiwa zaman disepanjang waktu. Ia adalah jendela dunia yang mengandung hikmah masa lalu. (Suherman, 2009)
Meskipun membaca merupakan keharusan, tetapi tidak semua manusia memiliki kegemaran untuk membaca. Itu sebabnya membaca perlu latian dan bimbingan bahkan paksaan untuk menumbuhkan kecintaan membaca. Masa yang paling tepat untuk menumbuhkan kegemaran membaca adalah masa-masa sekolah. Memberi tugas membaca, menulis ataupun ujian pada dasarnya merupakan usaha untuk menumbuhkan gemar membaca. Selain cara tersebut adalah dengan menyediakan perpustakaan sekolah. Dengan berbagai macam buku bacaan yang disediakan akan menarik minat siswa untuk membaca. Apalagi jika budaya membaca dikalangan siswa telah tumbuh maka siswa yang lain dengan sendirinya akan merasa ketinggalan jika tidak gemar membaca.
Usaha menumbuhkan membaca bisa dimulai dari perpustakaan. Dengan pengelolaan yang baik dan profesional fungsi perpustakaan menjadi maksimal. Dalam pendidikan perpustakaan menjadi jantung sekolah sebagaimana fungsi jantung dalam tubuh. Perpustakaan yang menentukan sehat tidaknya sistem pendidikan sekolah. Apabila jantung tidak berfungsi akan mengakibatkan kelumpuhan. Dan apabila sekolah tidak memiliki perpustakaan sama seperti tubuh yang tidak memiliki jantung alias tidak memiliki daya hidup. (Suherman, 2009)
Begitu pentingnya fungsi perpustakaan bagi kelangsungan sekolah. Untuk menjalankan fungsi tersebut, perlu pengelolaan yang bagus. Dalam tulisan ini akan membahas pengelolaan perpustakaan sekolah. Semoga bermanfaat.

BAB II
PEMBAHASAN
a.Devinisi Perpustakaan Sekolah
Sebelum membahas bagaimana mengelola perpustakaan sekolah, ada baiknya jika kita mengetahui apa yang dimaksud perpustakaan sekolah. Setelah mengetahui diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam mengelolanya. Istilahnya kita harus mengenal dulu karakter barang yang hendak dikelola. Sebab, tanpa mengenal mustahil bisa mengelola. Ibarat peri bahasa tak kenal maka tak sayang. Diantara cara untuk mengenal adalah mengetahui devinisinya terlebih dahulu. Setelah itu baru mengetahui karakter-karakter di dalamnya dan apa yang menjadi objek pengelolanaanya.
Secara umum perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. (Ibrahim Bafadal, 1992: 3)
Sumber lainya menjelaskan pengertian perpustakaan adalah koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tertulis, tercetak ataupun grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam, tape dalam ruangan atau gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk keperluan studi, penelitian, pembacaan dan lain sebagaianya.”(Sumardji, 1988:13)
Dari pengertian tersebut jika dilihat dari fungsi, letak serta lembaga yang memilikinya; perpustakaan memiliki banyak jenis diantaranya perpustakaan umum, perpustakaan kota, perpustakaan pribadi, perpustakaan keliling dan perpustakaan sekolah serta perpustakaan lainya. Dalam hal ini aspek pokok yang hendak dibahas adalah perpustakaan sekolah. Mengutip pernyataan Supriyadi (1982:5) dalam Ibrahim Bafadal menjelaskan jika perpustakaan sekolah adalah “perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah, baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan”.
Sumardji menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan milik sekolah bail SMP, SMA maupun SD dan TK, yang digunakan sebagai sarana penunjang melaksanakan tugas-tugas pendididkan/pengajaran di sekolah. Intinya perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang disediakan lembaga pendidikan untuk peserta didiknya, sarana pembelajaran dan pengajaran.
b.Fungsi Perpustakaan Sekolah
Diadakanya sebuah lembaga tentunya karena terdapat manfaat dan fungsi dari lembaga tersebut. Begitu juga pengadaan perpustakaan, pastinya karena memiliki manfaat serta fungsi bagi manusia. Mengutip pernyataan Rusina Pamuntjak, dalam Sumardji menyatakan jika perpustakaan berfungsi sebagai pusat kebudayaan atau tempat dikumpulkan dan dipeliharanya hasil budaya manusia. Sehingga perpustakaan mempunyai fungsi kultural sebagai tempat pemeliharaan bahan-bahan bernilai hasil budaya manusia.
Dalam sumber lain dijelaskan jika perpustakaan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
intelektual sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Ekonomis sebagai sumber untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dengan mudah dan hemat biaya.
Sosial sebagau alat penghubung antar generasi, masyarakat dan bangsa,
Kultural sebagai tempat pemeliharaan bahan-bahan bernilai hasil budaya (budi daya, cipta, rasa dan karsa) manusia.) (Sumardji, 1988, 17 )
Dalam buku ”Pengelolaan Perpustakaan Sekolah” secara terinci, manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah dasar, maupun sekolah menengah adalah :
Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.
Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.
Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiru yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.
Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan tekhnik membaca.
Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.
Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.
Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan suber-sumber pengajaran.
Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Smith dkk dalam buku ensiklopedianya yang berjudul ”The Educator’s Encyclopedia ” menyatakan “School library is a center for learning’, yang berarti perpustakaan sekolah itu merupakan sumber belajar. Berikut dijelaskan beberapa fungsi perpustakaan sekolah:
1)Sebagai fungsi edukatif.
Bebrbagai macam buku yang ada di perpustakaan dapat membiasakan peserta didik untuk belajar mandiri, secara individual maupun kelompok. Selain itu perpustakaan dapat meningkatkan minat baca peserta didik. Perpustakaan memiliki peranan yang signifikan untuk mendukung gemar membaca dan meningkatkan literasi informasi, juga untuk mengembangkan siswa supaya dapat belajar secara independen (Suherman, 2009)
2)Sebagai fungsi informatif.
Perpustakaan yang terkelola dengan baik tidak hanya menyediakan buku pelajaran, tetpai berbagai macam majalah, ensiklopedi, televisi, tape recorder, slide projector dan sebagainya. Yang mana semua itu merupakan sumber informasi atau keterangan yang dapat menambah pengetahuan peserta didik.
3)Fungsi tanggung jawab administratif.
Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, di mana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan. Hal tersebut selain mengajarkan disiplin, teratur, rasa tanggung jawab, juga membiasakan murid-murid bersikap dan bertindak secara administratif.
4)Fungsi riset.
Berbagai macam bahan pustaka di perpustakaan menjadikan peserta didik ataupun pendidik yang hendak meneliti atau melakukan riset lebih mudah mencari data-data yang diharapkan dan dibutuhkan.
5) Fungsi rekreatif.
Yang dimaksud di sini bukanlah rekreatif secara fisik, melainkan secara sikologisnya. Misalkan seorang yang membaca buku ”Malang Kota Hati”. Di dalam buku terebut selain dikemukakan mengenai kota Malang, pasti tersedia berbagai macam gambar gedung-gedung, tempat rekreasi, tempat hiburan dan lainnya yang mana secara psikologis telah rekreasi ke kota Malang. (Ibrahim Bafadal, 1992:6-8)
Secara sederhana tujuan perpustakaan sekolah adalah menyediakan informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan. Perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi para peserta didik agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
c.Pengelolaan Perpustakaan.
Setelah mengetahui devinisi dan fungsi perpustakaan, maka perlu untuk mengetahui bagaimana mengelola perpustakaan sehingga dapat berfungsi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah:
1.Bagaimana cara penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan yang bermutu sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lainnya, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah.dalam upaya peningkatan kualitas pengelolaan perpustakaan International Federation of Library Association (IFLA), sebuah asosiasi perpustakaan tingkat dunia, telah menyusun sebuah panduan, dapat digunakan berbagai pihak yang membutuhkan dalam pengembangan perpustakaan sekolah.
2.Anggaran Perpustakaan.
Proses pengadaan sesuatu yang baru tentunya tidak lepas dari faktor finansial yang menyokongnya. Tanpa anggaran yang memadai dengan pengelolaan yang profesional maka sesuatu tersesebut tidak akan terwujud dengan baik. Dalam hal ini adalah pengadaan perpustakaan. Maka pimpinan sekolah harus mengalokasiskan secara khusus pendanaan untuk perpustakaan. Perpustakaan sekolah harus memperoleh dana yang mencukupi dan berlanjut untuk tenaga terlatih, materi perpustakaan, tekhnologi dan fasilitas serta aksesnya harus bebas biaya.
Untuk menjamin agar perpustakaan memperoleh bagian yang adil dari anggaran sekolah, maka beberapa hal di bawah ini harus diperhatikan :
memahami proses penganggaran sekolah.
Menyadari jadwal siklus anggaran.
Mengenal siapa yang menjadi tenaga penting.
Memastikan bahwa segala kebutuhan perpustakaan teridentifikasi.
Sebagai ketentuan umum, anggaran material perputakaan sekolah paling sedikit adalah 5% untuk biaya setiap peserta didik dalam sistem persekolahan, tidak termasuk untuk belanja gaji dan upah, pengeluaran pendidikan khusus, anggaran transportasi serta perbaikan gedung dan sarana lain.
3.Desain Ruangan.
Dalam hal pengadaan perpustakaan sekolah, yang perlu menjadi perhatian adalah desain ruangan yang mencakup di mana perpustakaan sekolah hendak diletakkan? Dan bagaimana tata letak ruangan perpustakaan sehingga mampu menjadi tempat yang paling strategis dan paling nyaman bagi para peserta didik untuk membaca dan belajar. Kendati tidak ada ukuran universal untuk fasilitas perpustakaan sekolah, namun merupakan sesuatu yang bermanfaat dan membantu jika kita memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru didesain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara paling efektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakan dalam proses perencanaan:
lokasi terpusat atau sentral, mudah terjangkau dan lebih baik jika terletak di lantai dasar.
Akses dan kedekatan, dekat dengan semua kawasan pengajaran.
Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang terbebas dari kebisingan luar.
Pancahayaan yang baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan.
Suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi).
Penyediaan ruangan bagi para penderita cacad fisik.
Ukuran ruang yang cukup untuk penempatan koleksi buku, fiksi dan non-fiksi, buku sampul tebal maupun tipis, surat kabar dan majalah, sumber non-cetak serta penyimpananya, ruang belajar, ruang baca, komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan.
Menjadikan perpustakaan dapat digunakan dengan berbagai macam kegiatan dan mampu mengikuti perkembangan serta perubahan kurikulum dan tekhnologi pada masa mendatang.
Daftar berbagai ruangan yang berbeda-beda berikut ini layak dipertimbangan ketika merencanakan perpustakaan baru:
kawasan ruang belajar dan riset untuk penempatan meja informasi, laci katalog, katalog terpasang, meja belajar dan riset, koleksi referensi dan dasar.
Kawasan ruang baca informal untk buku dan majalah yang mendorong literasi, pembelajaran sepanjang hayat, dan membaca untuk keceriaan.
Kawasan ruang instruksional dengan kursi yang disusun untuk kelompok kecil, kelompok besar dan instruksional formal seluruh kelas, ”dinding pengajaran” dengan kawasan teknologi pengajaran dan pameran yang sesuai.
Kawasan ruang proyek kelompok dan produksi untuk kerja fungsional dan pertemuan perorangan, kelompok maupun kelas, serta fasilitas untuk produksi media.
Kawasan ruang administrasi untuk meja sirkulasi, ruang kantor, kawasan untuk memproses materi media perpustakaan, penyimpanan peralatan pandang-dengar, dan kawasan materi serta alat tulis kantor.
4.Perabot Perpustakaan.
Setelah ruangan tersusun dengan tertib, maka untuk menjadikan efektifitas peningkatan pelayanan serta fungsi perlu disediakan perabotan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pengguna perpustakaan. Maka perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke semua peralatan elektronik, komputer, dan pandang dengar. Peralatan tersebut meliputiu :
komputer meja dengan akses internet.
Katalog akses publik yang disesuaikan dengan usia dan tingkatan peserta didik yang berbeda.
Tape-recorder, perangkat CD-ROM, alat pemindai (scanner), perangkat video.
Peralatan komputer, khusus disesuaikan untk pengguna tuna rungu ataupun penderita cacad fisik lainnya. Perabotan komputer hendaknya didesain untuk anak-anak dan mudah disesuaikan guna memenuhi ukuran fisik yang berbeda.
Setelah segala perlengkapan fisik telah tersedia, maka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara pengelolaan berbagai macam bahan yang terdapat di perpustakaan. Beberapa kegiatan pokok perpustakaan adalah:
1)Pengadaan Bahan –Bahan Pustaka
2)Pengolahan Bahan –Bahan Pustaka
3)Pelayanan Sirkulasi
4)Pelayanan Referensi
5)Pelayana Administrasi (umum)
Berikut sekilas tentang deskripsi kegiatan per bagian:
1.)Pengadaan bahan-bahan pustaka.
Ibrahim Bafadal (1992:25) menjelaskan bahwa pengadaan bahan pustaka adalah mengusahakan bahan-bahan pustaka yang belum dimiliki perpustakaan sekolah, dan menambah bahan-bahan pustaka yang sudah dimiliki perpustakaan sekolah tetapi jumlahnya masih kurang. Jadi pengadaan bahan-bahan pustaka ada dua kemungkinan. Yaitu mengusahakan bahan pustaka yang sama sekali belum dimiliki dan menambah bahan pustaka yang jumlahnya kurang.
Secara umum kegiatan ini adalah proses pengadaan bahan pustaka untuk dijadikan koleksi bahan pustaka. Beberpa kegiatan yang dilakukan adalah:
Kegiatan pemilihan bahan koleksi yang disesuaikan dengan profesi pemakai. Dalam hal ini, karena perpustakaan sekolah maka, bahan koleksi harus disesuaikan dengan profesi peserta didik sebagai pelajar sekolah. Sehingga macam bahan koleksinya harus sesuai dengan kurikulum sekolah dan buku-buku yang menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
Kegiatan pelaksanaan pengadaan bahan koleksi. Ialah kegiatan untuk mengusahakan adanya bahan koleksi, yang dapat dilaksanakan dengan beberapa hal berikut:
a.Dengan membeli bahan koleksi yang dibutuhkan.
b.Dengan cara minta bantuan atau sumbangan. Bisa juga meminta peserta didik untuk menyumbang berbagai macam koleksi yang sesuai dengan kebutuhan perpustakaan sekolah.
c.Dengan cara mengadakan pemufakatan tukar-menukar bahan koleksi dengan perpustakaan lain.
2.)Pengolahan bahan-bahan pustaka.
Kegiatan ini adalah proses mempersiapakan bahan pustaka yang telah diperoleh, supaya dapat dimanfaatkan oleh para pengguna dengan efisien.kegiatan pengolahan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:
Klasifikasi, adalah kegiatan mengelompokkan bahan koleksi sesuai dengan macamnya dan bidang ilmunya masing-masing. Seperti kelompok buku teks, referensi, bacaan ringan, ensiklopedia, penerbitan berkala, dan lainnya.
Secara terinci tujuan klasifikasi buku adalah:
a.mempermudah peserta didik dalam mencari buku-buku yang diperlukan.
b.Mempermudah guru pustakawan dalam mencari buku-buku.
c.Mempemudah guru pustakawan mengetahui perimbangan bahan pustaka.
Katalogisasi, yaitu membuat kartu-kartu katalog untuk setiap bahan pustaka. Seperti kartu katalog pengarang, katalog judul, katalog pengecekan dan sebagainya.
Pelabelan adalah membuat/menulis nomor penempatan (call number) setiap bahan pustaka pada label tertentu, kemudian menempelkan pada punggungnya masing-masing sesuai dengan ketetapan yang telah disepakati.
Penyimpanan dan penyusunan koleksi (shelving), ialah kegiatan menyimpan bahan pustaka yang telah diolah sedemikian rupa dan penyusunan sesuai dengan kelompok masing-masing dan sesuai urutan nomer penempatan (call nomber)
Penyimpanan dan penyusunan kartu katalog (filing), ialah kegiatan menyimpan kartu-kartu katalog ke dalam almari katalog sesuai susunan kelompok yang ditentukan.
Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain, misalnya:
d.melakukan perbaikan setiap koleksi buku yang memerlukan perbaiakan. Seperti nomor penempatan, kantong kartu buku, kartu buku, halan-halan atau sampul buku yang perlu diperbaiki.
e.Melakukan kegiatan pengawetan buku/pustaka, seperti menjilid majalah-majalh lepas, menyemprot dengan penolak hama pemakan pada rak-rak penyimpanan bahan pustaka.
f.Membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengolahan bahan pustaka.
3) Pelayanan Sirkulasi.
Kegiatan ini adalah proses kegiatan pelaanan kepada para pemakai/penginjung perpustakaan. Diantara kegiatanya adalah:
membuat peraturan mengenai pemakain dan peminjaman bahan pustaka.
Memproses pendaftaran anggota perpustakaan.
Memproses kartu-kartu anggota perpustakaan.
Melayani peminjaman koleksi sirkulasi (koleksi pustaka yang boleh beredar atau boleh dibawa pulang oleh anggota perpustakaan) terutama koleksi text book.
Menyimpan dengan teratur dan sistematis semua kartu yang bersangkutan dengan pelayanan peminjaman koleksi pustaka tersebut.
Melakukan penagihan bagi anggota yang terlambat mengembalikan bahan pustaka.
Melakukan denda bagi yang terlambat mengembalikan bahan pustaka.
Mencatat dengan tertib dan teratur semua pemasukan uang pendaftaran anggota perpustakaan maupun uang denda keterlambatan pengembalian bahan pustaka.
Membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka melaksanakan kegiatan pelayanan sirkulasi.
4)Pelayanan Referensi.
Kegiatan ini adalah melayankan koleksi perpustakaan, terutama koleksi pustaka acuan atau koleksi yang tidak boleh dibawa pulang. Diantara bentuk pelayanannya adalah:
melayani para anggota perpustakaan yang memerlukan koleksi pustaka acuan.
Melayani permintaan foto kopy yang diajukan oleh para anggota perpustakaan, sehubungan dengan pemakaian koleksi referensi tersebut karena tidak boleh dibawa pulang.
Melayani permintaan penelusuran informasi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan ataupun siapa saja yang mengajukan permintaan meskipun bukan anggota dengan persyaratan yang ditentukan.
Melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali koleksi pustaka acuan yang telah dibaca oleh para anggota perpustakaan.
Membuat lapran tertulis secara berkala tentang kegiatan yang telah dilaksanakan.
5)Pelayanan Administrasi (umum)
Kegiatan ini adalah penunjang atau bantuan kepada semua kegiatan di perpustakaan. Diantaranya :
a.kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan permintaan/penyediaan. Seperti:
Barang-barang habis pakai.
Barang-barang tahan lama.
Perabotan perpustakaan.
Barang-barang keperluan rumah tangga perpustakaan.
b.kegiatan yang berhubungan dengan urusan keuangan :
anggaran untuk pembelian bahan pustaka.
Gaji para karyawan.
Dana kesehatan para karyawan.
Anggaran perbaiakn gedung, perbaikan alat-alat kantor perpustakaan.
c.Kegiatan yang berhubungan dengan urusan personalia, yaitu :
Urusan kebutuhan tenaga kerja perpustakaan.
Urusan usulan pengangkatan karyawan perpustakaan.
Urusan kenaikan pangkat dan gaji para karyawan secara berkala.
Urusan pemberhentian karyawan.
Urusan pengembangan pendidikan/pengembangan karyawan dalam bidang perpustakaan, pengiriman dan pemrosesannya ke penyelenggara perpustakaan tertentu.
d.kegiatan yang bersangkutan dengan ketatausahaan (kearsipan) perpustakaan, seperti antara lain:
Urusan surat-menyurat tentang pesanan pembelian bahan koleksi, hubungan antar perpustakaan ataupun dengan instansi lain, penagihan keterlambatan pengembalian pinjaman pustaka, penelusuran informasi, dan lainnya.
Urusan pembuatan blanko surat, bentuk/pola surat dan penentuan tata pengetikannya.
Urusan penyimpanan dan penyusunan/ penataan arsip-arsip surat perpustakaan.
Urusan penyusutan, penyingkiran dan pemusnahan arsip-arsip surat perpustakaan.
e.Kegiatan yang bersangkutan dengan pelayanan umum, diantaranya:
pemberian informasi kepada pihak yang membutuhkan.
Peerimaan tamu atau peninjauan perpustakaan.
Urusan rapat interen perpustakaan atau dengan pihak lain.
Urusan kebersihan gedung dan halaman perpustakaan.
Urusan perbaikan-perbaikan gedung, peralatan kantor dan perabotan perpustakaan..
Urusan komunikasi dan transportasi perpustakaan.
f.Kegiatan yang bersangkutan dengan pembuatan laporan tertulis secara menyeluruh mengenai perpustakaan, diantaranya:
Mengumpulkan data mengenai kegiatan apapun yang dilakukan di dalam perpustakaan, kemudian mengolah dan menyajikannya dalam bentuk statistik.
Mengumpulkan bahan-bahan laporan dari berbagai kegiatan pengadaan bahan koleksi, pengolahan, pelayanan, untuk digunakan sebagai bahan menyusun laporan.
Membuat kerangka laporan secara sistematis.
Mengetik atau mencetak laporan.
Mewujudkan laporan dalam bentuk bendelan ataupun buku laporan.
Mengesahkan laporan tersebut dan sekaligus menyampaikan kepada pimpinan perpustakaan ataupun atasan yang lebih tinggi.Sumardji, 1988: 23-32)
d.Petugas Perpustakaan
Sebagai usaha pengefektifan perpustakaan yang telah tersedia dengan lengkap berbagai macam bahan pustaka, maka perlu petugas untuk pelaksanaan pelayanan. Tanpa petugas yang menjalankan fungsi dan melayani perpustakaaan tidak akan ada manfaatnya. Tenaga perpustakaan tergantung dari tingkatan perpustakaan. Misalkan tingkat Sekolah Dasar satu orang dirasa cukup, tetapi untuk SMP dan SMA membutuhkan beberapa petugas.
Tenaga-tenaga tersebut terdiri dari:
a.Kepala perpustakaan/guru pustakawan.
Kepala perpustakaan sebaiknya dipegang oleh salah seorang guru, sehingga benar-benar diintegrasikan dengan proses belajar mengajar di sekolah.
b.Petugas perpustakaan sekolah.
Untuk membantu kepala perpustakaan perlu ditunjuk petugas dengan jumlah yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kepentinganya, yaitu:
Petugas pelayanan tekhnis.
Petugas pelayanan pembaca.
Petugas tata usaha.
Peran utama tenga perpustakaan/pustakawan adalah memberikan sumbangan pada misi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah. Dalam kerjasama dengan senoir manajemen sekolah, administrator dan guru, maka pustakawan ikut dalam pengembangan rencana dan implementasi kurikulum.pustakawan memiliki kemampuan untuk menentukan sumber bahan pustaka dan informasi yang diperlukan oleh pengguna sesuai dengan kurikulum sekolah.
Berikut ketrampilan mendasar yang diharapkan dimiliki oleh tenaga perpustakaan:
Kemampuan berkomunikasi secara positif dan terbuka dengan anak dan rang dewasa.
Kemampuan memahami kebutuhan pengguna.
Kemampuan bekerja sama dengan peroranan serta kelompok di dalam dan di luar komunitas sekolah.
Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai keanekaragaman budaya.
Beberapa tugas pustakawan sekolah:
Menganalisis sumber dan kebutuhan informasi komunitas sekolah.
Memformulasi dan mengimplementasi kebijakan pengembangan jasa.
Mengembangkan kebijakan dan sistem paengadaan sumberdaya perpustakaan.
Mengkatalog dan mengklasifikasi materi perpustakaan.
Melatih cara penggunaan perpustakaan.
Membatu pengguna perpustakaan mengenai penggunaan sumberdaya perpustakaan dan tekhnologi informasi.
Ikut serta dalam persiapan, implementasi dan evaluasi aktivitas pembelajaran.
Ikut serta dalam kegiatan perencanaan terkait dengan implementasi kurikulum.
e.Struktur Organisasi Perpustakaan.
0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200000000050000000c02910a7e0d040000002e0118001c000000fb021000070000000000bc02000000000102022253797374656d000a7e0d000018610000fc5b110004ee833968e2540b0c020000040000002d01000004000000020101001c000000fb029cff0000000000009001000000000440001254696d6573204e657720526f6d616e0000000000000000000000000000000000040000002d010100050000000902000000020d000000320a5a00000001000400000000007a0d8c0a20332d00040000002d010000030000000000
Keterangan: (Deskripsi tanggung jawab per bagian)
1)Penanggung Jawab untuk merumuskan kebijakan perpustakaan dengan bantuan pelaksana harian serta berkoordinasi dengan komite sekolah.
2)Pelaksana harian melakukan ekerjaan manajemen seperti membuat perencanaan, pengorganisasian, pengkoordonasian dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan perpustakaan sekolah.
3)Bagian tekhnis bertanggung jawab terhadap:
pembinaan koleksi.
Pengolahan bahan pustaka (klasifikasi, katalogisasi, perlengkapan pustaka dan lainnya)
Inventarisasi dan perawatan.
4)Bagian layanan malakukan:
Layanan sirkulasi.-Layanan referensi-.Pelaporan atau membuat statistik.
5)Bagian administrasi bertanggung jawab terhadap:
Surat menyurat.Keanggotaan.-Rumah tangga.-Keuangan.
6)Bagian sistem informasi melakukan pekerjaan data entry. Apabila perpustakaan sekolah telah dilengkapi sistem informasi. Ada beberapa pekerjaan tekhnis dan administrasi yang dapat dikerjakan sekaligus. Seperti administrasi keanggotaan, katalogisasi, sirkulasi dan statistik. Terlebih lagi apabila sekolah telah berbasis jaringan internet atau perpustakaan sekolah. Maka bagian sistem informasi akan memegang peranan sentral dari sema jenis pekerjaan tersebut.
f.Evaluasi Perpustakaan.
Dalam proses mencapai tujuan perpustakaan sekolah, pihak manajemen harus secara kontinyu memantau kinerja layanan untuk menjamin bahwa strategi yang digunakan mampu mencapai berbagai sasaran yang telah ditentukan. Kegiatan pembuatan statistik harus dilakukan secara berkala guna mengetahui arah perkembangan. Evaluasi tahunan hendaknya mencakup semua bidang kegiatan yang dimuat dalam dokumen perencanaan dan meliputi butir berikut:
Apakah kinerja layanan mencapai sasaran dan memenuhi tujuan yang ditentukan perpustakaan, kurikulum dan sekolah.
Apakah kinerja layanan memenuhi kebutuhan komunitas sekolah.
Apakah kinerja mampu memenuhi kebutuhan yang berubah.
Apakah sumber daya layanan kinerja tercukupi.
Apakah pembiayaan layanan kinerja telah efektif.
Dengan evaluasi diharapkan pustakawan dan berbagai pihak yang bersangkutan dapat melakukan perbaikan dan meningkatkan kinerja serta kualitas perpustakaan.

BAB III
KESIMPULAN
Perpustakaan sekolah merupakan sarana penting yang harus dimiliki setiap sekolah. Karena perpustakaan ibarat jantung sekolah yang dapat menentukan kualitas lembaga pendidikan. Sebab, perpustakaan sebagai sarana untuk meningkatkan potensi dan menarik minta peserta didik untuk rajin membaca dan belajar secara individual maupun kelompok. Menurut International Federation Librarian Asociation (IFLA) disebutkan bahwa misi perpustakaan sekolah adalah:
Menyediakan informasi dan gagasan yang menjadi dasar untuk membentuk masyarakat yang berbasis informasi dan ilmu pengetahuan.
Merupakan sarana bagi peserta didik agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
Menurut keterangan tersebut, sangat jelas jika perpustakaan sekolah sebagai sarana penting yang harus dikelola dengan sebaik-beiknya. Sehingga dapat memberikan kemanfaatan bagi peserta didik dan siapa saja ang dapat mengambil manfaat darinya. Itu sebabnya perpustakaan butuh pengelolan yang baik dan penuh kesungguhan.
Secara sederhana bentuk pengelolaan perpustakaan adalah:
1)Pengadaan bahan pustaka sebagai koleksi perpustakaan.
2)Pengolahan bahan pustaka yang telah dimiliki.
3)Pelayanan sirkulasi.
4)Pelayanan referensi.
5)Pelayanan administrasi umum.
Diharapkan dengan pengelolaan yang tertin serta evaluasi yang kontinyu perpustakaan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. ”Membaca buku bagus seperti bercakap dengan orang hebat dari abad terdahulu (Rene Descartes, 1617)







BAB IV
SUMBER PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. 1991. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Kangbudhi’s weblog information intermediary
Mudhoffir. 1986. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung: Remadja Karya.

Sumardji. 1988. Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya. Yogyakarta: Kanisius.
Suherman. 2009. Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. Bandung: MQS Publising.

Note:
Tulisan di atas disadur dari berbagai sumber oleh ika romika mawaddati.
Diajukan sebagai tugas Ujian Tengah Semester VII
Dipersembahkan kepada yang terhormat: Bpk Wahono selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Sistem Informasi Pendidikan.
Semoga Bermanfaat
Saran dan masukan untuk perbaikan sangat diharapkan.
Terima kasih.





















Selasa, 17 November 2009

Bukan Sekedar “Nilai”
Ujian, merupakan kegiatan rutin lembaga pendidikan. Ujian bermaksud mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menyerap ilmu yang disampaikan pendidik. Apabila mampu melaluinya dengan nilai bagus, hal itu menjadi indikasi keberhasilan seorang pendidik. begitu pula sebaliknya. Namun mayoritas peserta didik belum atau bahkan tidak menyadari apa sebenarnya yang diharapkan dari ujian. Mereka menganggap ujian sebagai ajang medapatkan nilai bagus. Walaupun harus menempuh berbagai macam cara..
Ketika itu, kami mengikuti Ujian Tengah Semester. Satu petugas yang menjaga dua ruangan sekaligus. Sehingga dalam waktu lama, petugas membiarkan kami mengerjakan ujian tanpa pengawasan. Dalam soal tertulis closed book.Semua orang juga tahu arti tulisan tersebut, yaitu tutup buku yang berarti di larang menyontek buku. Namun, apa yang terjadi di kelas kami? Sungguh mengerikan! mayoritas membuka buku dan mengabaikan closed book. Hati ini ngilu melihatnya. Ada apa dengan generasi muda Indonesia?. Apa yang ingin didapatkan? Apakah hanya karena sebuah nilai, Rela menodai kesucian majlis ilmu? Rela membohongi guru?
Namun, masih ada kelegaan dalam hati ini ketika seorang teman menyampaikan jika nilai baginya bukan segala-galanya. ”Bagi saya nilai tidak begitu berarti. Bagus atau jelek itu hal biasa, yang terpenting ilmunya,” ujarnya. Ditanya soal nyontek untuk nilai, cowok semester tiga tersebut mengatakan. ”lebih baik tidak usah kuliah, gak dapat ilmu. Cuma buang uang saja,” komentarnya. Lebih luas mahasiswa di sebuah universitas swasta itu menyatakan jika yang terpenting dalam perkuliahan adalah pengalaman. Sebab pengalaman merupakan guru yang terbaik dalam kehidupan.
Hal sama disampaikan Zakc, mahasiswa semester akhir Tehknik Informatika. ”Nilai bukan segalanya, banyak yang nilainya bagus tapi tidak bisa sukses di dunia nyata. Kurang bisa memenuhi kebutuhan,” ungkapnya. Meskipun nilai bukan segalanya, namun nilai dalam kuliah juga penting sebagai syarat menempuh mata kuliah selanjutnya. ”Nilai untuk menentukan cepat dan lambatnya kita kuliah. Jadi jangan disepelekan,” ujarnya. Zack mengatakan jika nilai dalam dunia kerja memang membantu tapi hanya sedikit. ”Yang terpenting dalam dunia kerja adalah jaringan. Jadi, kuliah sambil berorganisasi itulah cara untuk mendapatkan jaringan dan mengetahui dunia nyata,” usulnya.
Seorang teman yang telah bekerja menyampaikan bahwa, untuk mendapatkan pekerjaan nilai bagus mendapat prioritas. ”Nilai memang diprioritaskan. Tapi, yang lebih prioritas adalah kemampuan menyelesaikan tes, ” ungkapnya. Alumni Tekhnik Mesin tersebut menambahkan jika nilai harus diperjuangkan. Tapi harus dengan cara yang baik. ”Kita harus bisa mempertanggungjawabkan nilai yang dimiliki. Apa guna nilai bagus tapi tidak bisa membantu dalam karir kita, ”nasehatnya.
Mari belajar untuk ilmu, hanya yang jujur ilmu yamg bermutu yang mampu membawa hidup makmur.


Ditulis oleh : Ika Romika Mawaddati
06110023/ FAI/Tarbiyah

Sabtu, 05 September 2009

PESMABA Santun Berkasih Sayang

Pesmaba Santun Berkasih Sayang
Oleh: Ika Romika Mawaddati
Ika85_romik@yahoo.com
Paska pengumuman hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri secara nasional, beberapa perguruan tinggi negeri telah melaksankan kegiatan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba). Berbagai macam kegiatan dan materi, serta tugas yang dihidangkan oleh panitia, kepada peserta selama Pesmaba sangat berfariasi antar perguruan tinggi. Sesuai dengan tujuan masing-masing.
Pesmaba merupakan tangga awal, yang harus dilalui oleh para mahasiswa baru sebelum memulai proses belajar mengajar di jenjang pendidikan tinggi. Diantara menu kegiatan yang ditawarkan, ada satu yang menjadi sorotan penulis kali ini, yaitu ciri khas panitia Pesmaba yang terkenal dengan penuh kedisiplinan dan ketegasan. Tulisan ini muncul ketika saya mengantarkan sepupu Pesmaba di hari pertama. Jadwal yang telah ditetapkan pukul 06:00 WIB dimulai. Ketika itu saya dan sepupu saya sampai sekitar 05:45 WIB.
Agak terkejut, ketika melihat peserta sudah dibariskan, meskipun banyak yang antri hendak parkir. Sengaja saya berhenti sejenak untuk melihat acara tersebut. Beberapa menit kemudian saya mendengar panitia berteriak dengan lantang, kira-kira seperti ini. “ Ayo cepat kalian sudah terlambat,” teriak panitia tegas. Selang beberapa menit kemudian ada yang mengumumkan.”Sekarang pukul enam lewat sepuluh menit, padahal kalian harus berkumpul jam enam tepat,” teriak panitia lain tak kalah keras dan lantang. Seketika itu saya langsung melihat jam di handphone saya, masih pukul 05:50 menit berarti jam enam kurang sepuluh menit.” Sebenarnya yang dipakai itu jam standarnya yang mana?,”gumam hati saya dan yakin bahwa jam HP saya benar. Demi mendengar teriakan itu ada beberapa peserta yang terlambat dan berusaha secepatnya menuju halaman, tanpa sengaja untuk melanggar, mereka menerobos garis pembatas karya panitia dari rafia hijau. Dengan tegas panitia yang mengetahui langsung menegur dengan lantang. “Dak boleh nerobos ! lewat jalur yang benar,” begitu kira-kira teguran panitia.
Pagi yang dingin itu menjadi panas dan mencekam, dengan teriakan-teriakan panitia yang angkuh dan sok disiplin (kalau boleh saya bilang). Muka-muka ceria generasi bangsa seketika hilang ditelan teriakan-teriakan itu. Bahkan tak sengaja saya melihat salah satu peserta, setelah beberapa menit berkumpul harus memisahkan diri dengan dikawal dua orang petugas kesehatan dengan jalan agak membungkuk dan tangan menutup mulut. Dari jauh seperti hendak muntah.
Pesmaba merupakan diantara proses pembelajaran, yang mana merupakan proses transfer ilmu pengetahuan, dari orang yang tahu kepada yang belum tahu. Proses tersebut memerlukan suasana kondusif dan santai, dalam artian ketenangan dan tanpa tekanan. Namun jika di hari pertama masuk kuliah harus menerima bentakan, teriakan dan kata-kata yang menjatuhkan bagaimana mereka dapat menyerap ilmu yang diberikan? Dan bagaimana mungkin mereka dapat menjalani proses pembelajaran dengan tenang dan lapang?.
Dalam hati sebenarnya saya paham, bahwa tujuan panitia hanyalah untuk mengajarkan kedisiplinan dan kekuatan peserta (kekuatan mental). Mahasiswa baru dikenalkan perbedaan pendidikan di kampus dengan sekolah. Saya paham itu semua untuk kebaikan. Tapi yang tidak saya mengerti adalah cara mereka yang sangat keras seperti militer. Padahal dunia militer dengan kampus sangat berbeda. Takutnya dengan kekerasan itu, mahasiswa merasa dunia kampus merupakan dunia pendidikan yang keras dan penuh kedisplinan. Dan ketika perkuliahan dimulai mereka menjadi ilfil (ilang filing) ketika banyak mahasiswa bahkan dosen telat, tetapi tidak ada sansi sama sekali. Mereka akan mencoba atau ikut-ikutan bahkan memang sengaja untuk memperlambatkan diri (sengaja telat), akhirnya akan meremehkan peraturan-peraturan kampus yang lain.
Lebih parahnya jika kebiasaan itu dibawa sampai luar kampus, meremehkan peraturan-peraturan yang ada. Baik tingkat kos-kosan, masyarakat, atau negara. Dan lebih parahnya jika kebiasaan terlalu tegas di awal Pesmaba akan melahirkan generasi yang dapat disiplin dan teratur jika dimarahi, dihukum, dikasari dan sikap-sikap jelek lainya. Maksudnya jika tidak di hukum atau dimarahi, enggan disiplin.
Pesmaba merupakan proses pengenalan studi kepada mahasiswa baru, bagaimana budaya hidup dan pembelajaran di perguruan tinggi. Jadi, alangkah lebih efisien jika panitia dapat menanamkan kesadaran dan tanggung jawab serta rasa loyalitas untuk menciptakan budaya perguruan tinggi, belajar dan selalu belajar, santun penuh kedisiplinan dan keteraturan. Tujuan tersebut saya kira dapat terwujud dengan proses Pesmaba yang santun. Santun tutur kata, santun perilaku, santun bersikap antara panitia dan peserta. Pesmaba yang berkasih sayang antar sesama, tak ada keseneriotisan, yang ada hanya ukhuwah rasa persaudaraan antar kakak dan adik. Dan yang terpenting adalah keteladanan dari panitia. Dengan demikian mahasiswa baru menjadi betah di kampus baru dan ada rasa memiliki kampus. Pastinya mereka akan sayang kampus dan pasti berusaha untuk menjaga kampusnya.
Penulis adalah Mahasiswi UMM, Jurusan Tarbiyah /FAI.
Aktif di koran kampus Bestari.

Minggu, 07 Juni 2009

save our education

Menuju Masyarakat Mendidik
Tujuan Pendidikan
Manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Yang berarti dalam keadaan suci dan bersih. Fitrah itulah yang membawa potensi-potensi kebaikan dalam diri setiap insan. Harus dikembangkan demi mendapat kemanfaatan. Sebab, tanpa pengembangan, potensi itu tidak akan berarti dalam kehidupan. Karena, potensi itulah yang mengantarkan manusia menjadi makhluq yang berguna.
Sebagai upaya pengembangan dan penjagaan potensi, manusia memerlukan pendidikan. Dengan pendidikan, potensi-potensi kebaikan dapat berkembang menjadi potensi yang bermanfaat. Sebagai contoh ada manusia yang memiliki kemampuan menggambar, dikembangkan menjadi seorang pelukis, animator, arsitektur, dan sebagainya. Mereka yang berpotensi ngomong dapat dikembangkan menjadi guru, penceramah, konselor, motivator, orator, penyuluh dan lainya. Manusia yang pandai bergerak dapat mengembangkanya menjadi instruktur senam, pelatih silat, atletik, penari, danlainya. Manusia yang memiliki potensi untuk menulis dapat mengembangkanya menjadi penulis handal yang nantinya tulisan-tulisanya dapat bermanfaat bagi orang lain.
Selain potensi di atas, potensi mendasar yang dimiliki setiap manusia adalah potensi baik, senang kepada keteraturan dan kebersamaan. Semakin potensi itu dikembangkan maka dunia akan terpenuhi dengan manusia-manusia berhati mulia, mencintai kedamaian, ketentraman, dan saling tolong menolong. Sehingga, tidak ada lagi manusia-manusia rakus, perusak, menang sendiri, rela mengorbankan apa saja demi mencapai keinginanya.
Di sinilah letak pentingnya pendidikan. Secara mendasar, pendidikan sebagai pengembang serta penjaga potensi yang telah Tuhan anugrahkan kepada setiap insan. Potensi yang dikembangkan akan memudahkan manusia menjalani kehidupan. Seperti tujuan pendidikan Indonesia, yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar adalah, pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan Bangsa. Karena, bangsa yang cerdas akan mengatur negaranya sendiri sesuai dengan kepentingan rakyatnya, tanpa ada intervensi pihak luar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa manusia itu ibarat tanah yang gembur dan subur. Dan pendidikan ibarat air, pupuk yang ditabur serta pengolah tanah. Dengan demikian tanah yang diolah dengan baik, dapat menghasilkan berbagai macam hasil bumi yang bermanfaat. Tapi, meskipun tanah itu subur dan gembur tapi tidak ada air, pupuk, serta yang mengolah, maka tidak akan menghasilkan. Sehingga, ada dan tidak adanya tanah tidak ada bedanya.
Begitu juga manusia dengan potensinya, ketika dipelihara dengan pendidikan, manusia itu akan berguna bagi diri dan orang lain. Tapi jika potensi dalam diri dibiarkan, tanpa disentuh pendidikan, maka manusia itu tidak akan bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Sehingga, ada dan tidaknya manusia itu, tidak akan berarti apa-apa.
Proses Pendidikan
Tokoh pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, menyampaikan tri pusat pendidikan di Indonesia. Keluarga, sekolah dan masyarakat. Maksudnya adalah pendidikan dilaksanakan di tiga tempat pokok tersebut. Keluarga biasa disebut pendidikan informal, sekolah disebut pendidikan formal dan masyarakat disebut pendidikan nonformal.
Dari ketiga pusat lembaga pendidikan tersebut, satu yang menjadi bidikan pembahasan penulis, yaitu pendidikan nonformal di masyarakat. Pada hakekatnya, proses pendidikan adalah proses pembelajaran yang dilakukan orang yang lebih kepada yang kurang. Yang lebih besar kepada yang kecil, lebih paham kepada yang belum, lebih mengetahui kepada yang tidak, lebih memahami kepada yang kurang.Yang mana usaha tersebut dilakukan untuk menjadikan seseorang menjadi lebih baik.
Selain itu, pendidikan adalah sebuah pengalaman yang dapat menambah pengetahuan serta pemahaman seseorang tentang sesuatu. Dilihat dari proses mendapatkan pengalaman hidup, maka proses pendidikan di masyarakat dapat dipandang sebagai proses pendidikan, yang lebih komplek, lebih lengkap serta lebih lama dibandingkan sekolah. Karena, di masyarakat, proses pendidikan secara langsung, di mana seseorang itu masih hidup. Maka, akan terus belajar.
Materi pendidikan di masyarakat adalah setiap kegiatan dan tingkah laku masyarakat itu sendiri. Dari kebiasaan itulah materi pendidikan disampaikan kepada seluruh peserta didik di masyarakat. Apabila dapat meramunya dengan baik, akan menjadi obat yang mujarab. Tapi, jika tidak dapat meramu materinya, ibarat obat yang salah resep. Bukanya menyembuhkan, malah menyakitkan. Jadi, setiap kegiatan atau kebiasaan yang dibentuk dengan sebaik mungkin, akan berpengaruh secara baik bagi seluruh anggota masyarakat di dalamnya.
Masyarakat sadar adalah masyarakat yang mendukung visi misi pendidikan di sekolah. Contoh, seperti yang kita ketahui masa SD hingga SMA bahkan kuliah tidak terlepas dari tugas, ulangan harian dan ujian akhir. Bagaimana masyarakat jangan sampai mengadakan kegiatan seperti Pasar Malam, Panen Raya atau istilah lainya untuk perayaan-perayaan desa, di waktu ujian anak-anak sekolah. Para pelajar di biasakan untuk berlaku sopan di sekolah. Masyarakat juga membiasakan diri berlaku sopan, menghormati yang tua, menyanyangi yang muda, di mana sekolah membiasakan peserta didiknya untuk rajin beribadah. Maka, masyarakat berusaha meramaikan sholat jamaah di masjid-masjid kampung.
Beberapa contoh tersebut, meskipun kelihatan sepele, tapi jika benar-benar dilaksanakan sangat berpengaruh sekali bagi proses pembelajaran generasi muda. Secara tidak langsung, masyarakat telah membantu sekolah dalam membentuk karakter peserta didiknya menjadi insan mulia. Di sekolah mereka menerima teori, di masyarakat mereka mempraktekkan. Hal tersebut merupakan bukti bahwa masyarakat telah menyadari betapa pentingnya peran kebiasaan masyarakat bagi proses pendidikan. Pendidikan sebenarnya adalah pendidikan di masyarakat, langsung dialami bagi setiap insan. Dari masyarakat, oleh masyarakat, untuk masyarakat.
Masyarakat Kita Sekarang
Jika berbicara masyarakat Indonesia, prosentasi pemahaman mereka tentang pentingnya peran masyarakat bagi proses pendidikan, masih sangat rendah. Hal tersebut terbukti dengan, sedikitnya perhatian masyarakat terhadap proses pendidikan, dan kurangnya pemahaman jika kebiasaan di suatu masyarakat akan mempengaruhi kualitas peserta didik.
Sering kita temui masyarakat mengadakan kegiatan hiburan di hari-hari efektif sekolah. Menjual barang-barang, tontonan-tontonan dan bacaan khusus dewasa di tempat umum. Sehingga, memudahkan remaja bahkan anak-anak ikut mengkonsumsinya. Yang tampak parah adalah pergaulan remaja saat ini. Sering ditemukan di alun-alun, taman kota, bioskop, dan tempat umum lainya. Remaja bermesraan, tanpa malu-malu. Padahal banyak anak-anak berkeliaran disekitarnya, dari situlah anak-anak yang cenderung meniru. Bahkan mudah sekali mempraktekkanya di usia yang belum waktunya.
Yang lebih parah adalah tontonan. Banyak kita temukan tontonan televisi jauh dari nilai edukasi, mulai dari segi pakaian, cerita, karakter, tingkah laku yang diperankan, sangat bertentangan dengan materi akhlaq yang diterima peserta didik di sekolah. Mereka dibiasakan berpakaian sopan di sekolah, setelah keluar sekolah mereka melihat berbagai model pakaian tren yang jauh dari kesopanan.
Dari fenomena kecil tersebut, wajar apabila proses pendidikan seakan hanya terasa di kelas saja. Bagaimana pelajar dibiasakan untuk berhemat, tidak membeli jika tidak benar-benar membutuhkanya. Tapi apa yang terjadi, baru beberapa meter keluar gerbang sekolah. Langsung disambut gerbang mall besar, lebih megah dan menarik di banding gedung sekolahnya. Peserta didik di latih untuk rajin beribadah, sholat jamaah di sekolah. Tapi setelah di rumah, musholla atau masjid kampung ternyata hanya berpenghuni ketika hari jum’at atau bulan-bulan rhomadhon saja.
Hendaknya, mulai detik ini kita harus memikirkan keadaan masyarakat kita yang perlu pemahaman. Betapa berperanya dan sangat berpengaruhnya kebiasaan-kebiasaan di masyarakat terhadap proses pembelajaran. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab Pak Guru dan Bu Guru di sekolah. Tapi, tanggung jawab kita semua.
Menuju Masyarakat Mendidik
Masyarakat dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, memiliki aturan dan nilai-nilai kebudayaan yang sama. Itu sebabnya, dengan banyaknya manusia dengan berbagai macam karakter serta kepribadian yang berbeda, ragam pendidikan yang diterima pun lebih berbeda-beda. Meliputi berbagai bidang, baik pembentukan kebiasaan-kebiasaan, pembentukan pengertian-pengertian, sikap dan minat atau pembentukan kesopanan dan keagamaan.
Saatnya kita tanamkan kesadaran masyarakat mendidik. Menjadikan kebiasaan-kebiasaan di masyarakat sebagai sarana pendidikan bagi generasi bangsa khususnya, dan masyarakat umumnya. Mulai dari yang paling sederhana dan mudah. Misalnya tidak berbicara kasar di sekitar anak-anak, membiasakan antri ketika membeli, meramaikan tempat ibadah di kampung-kampung atau desa, tidak berpacaran di tempat umum, tidak menjual barang-barang khusus dewasa di tempat umum, meramaikan kegiatan-kegiatan kepemudaan di lingkungan masyarakat, berpakaian sopan, dan kebiasaan-kebiasaan baik lainnya.
Dari kebiasaan-kebiasaan tersebut akan lahir norma di masyarakat. Kebiasaan baik akan lahir norma baik. Begitu juga sebaliknya, kebiasaan jelek akan melahirkan kebiasaan jelek pula. Kebiasaan yang telah melekat menjadi norma, tanpa kesepakatan tertulis dengan sendirinya akan menjadi peraturan yang harus dipatuhi. Sehingga, apabila ada yang tidak melakukanya, seakan-akan melakukan pelanggaran.
Sesuatu yang pada dasarnya salah, misalnya pakaian mini dan terbuka. Namun, apabila dipandang masyarakat sebagai sesuatu yang wajar dan biasa saja. Maka, hal tersebut menjadi biasa dan dihalalkan. Begitu juga berduaan di tempat umum, apabila masyarakat sudah menganggap hal itu wajar. Maka, kebiasaan itu juga menjadi hal biasa. Ketika tidak pergi ke masjid waktu adzan terdengar. Bukan sesuatu hal aneh, jika seluruh atau mayoritas masyarakat melakukannya.
Tetapi, sesuatu yang salah, akan tetap salah jika masyarakat tetap memegangnya sebagai sesuatu yang salah. Apabila masyarakat terbiasa sholat jamaah. Apabila, ada orang yang tidak melaksanakanya akan tidak enak, mau tidak mau pergi jamaah. Begitu juga jika masyarakat terbiasa berpakaian sopan dan tertutup. Tiba-tiba ada seseorang berpakaian terbuka. Maka, merasa aneh seperti melakukan kesalahan karena tidak seperti yang lain.
Kebiasaan-kebiasaan itulah proses pembelajaran sebenarnya, mudah dipahami, langsung dilaksanakan. Hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dilaksanakan. Kuncinya adalah bersatu bekerja sama untuk mewujudkanya. Bersama menciptakan masyarakat sejahtera dengan kebiasaan-kebiasaan mulia, sarana pembelajaran generasi muda. Ladang mempraktekkan ilmu di sekolah. Dengan kata lain, menjadikan pendidikan kita tidak hanya di sekolah tapi membawanya menuju masyarakat. Guru tidak cuma di kelas saja, tapi guru adalah seluruh masyarakat yang berusaha mengalirkan energi kebaikan bagi seluruh masyarakat. Menjadikan masyarakat sebagai pendidik bagi masyarakat sendiri. Menuju masyarakat mendidik, kita ciptakan kesejahteraan kehidupan bermasyarakat.
Ika Romika Mawaddati
FAI/ Tarbiyah
06110023
085259262230

semua sama

Kalah Menang Tetap Menang
Oleh : Ika Romika Mawaddati
Ika85_romik@yahoo.com
Mahasiswa Tarbiyah FAI UMM
Lahirnya manusia ke dunia merupakan hasil kompetisi, dari beribu-ribu sperma yang menyerang sell telur. Dari kompetisi itulah, hanya satu pemenang yang berhak membuahi sel telur. Hingga terlahir manusia-manusia tangguh sebagai pemenang tersebut. Itulah manusia, ditakdirkan untuk mengisi hidupya dalam kompetisi dan berlomba dengan lainya.
Jika melihat proses kejadian manusia, sperma yang kalah kompetisi harus menerima dengan legowo tanpa mengalami depresi. Dengan suka rela, mereka menyerahkan hak sepenuhnya kepada the winner untuk membuahi sel telur. Bayangkan, jika sperma-sperma yang kalah tidak legowo apa yang terjadi. Mungkin the winner tidak akan mampu menghasilkan manusia-manusia tangguh, karena rongrongan sperma-sperma yang kalah. Namun, demi keberhasilan dan kebaikan mereka menerima kekalahan dengan legow, ihklas dan besar hati.
Setelah lahir di dunia, manusia dituntut untuk terus berkompetisi, misalkan dalam hal pendidikan. Dimana, untuk mendapatkan sekolah impian, mereka harus berkompetisi dengan lainya. Pendidik pun harus berkompetisi dengan lainya jika ingin menjadi pegawai negeri. Bahkan, menjadi penjaga sekolah, juga harus berlomba.Tidak hanya itu, untuk mencari pasangan hidup, juga harus berkompetisi..
Sehingga, jika mau berfikir tiada keberhasilan tanpa kompetisi. Itulah manusia, Makhluq yang digariskan untuk berkompetisi. Tiada hidup tanpa kompetisi. Akhir-akhir ini, yang marak adalah kompetisi menjadi pemimpin negeri, mulai anggota dewan hingga pimpinan tertinggi. . Berbagai cara dan media, digunakan untuk meraih kemenangan tersebut. Beribu-ribu bahkan berjuta-juta rupiah, dikeluarkan untuk memenangkan kompetisi tersebut.
Melihat fenomena tersebut, dapat diambil pelajaran betapa rakyat Indonesia mulai mau bersungguh-sungguh dalam kompetisi. Tanpa kesungguhan, tidak akan ada keberhasilan. Namun, dari semua kompetisi yang terjadi, paling mendasar dan wajib dipahami adalah hakekat dari kompetisi tersebut. Kompetisi merupakan penyeleksian untuk mendapatkan yang terbaik, pantas dan mampu menempati posisi yang sesuai. Sehingga, menjadi suatu kewajaran. Jika, dalam kompetisi ada yang kalah dan menang demi, mendapatkan yang terbaik dan terpantas.
Itulah sebabnya mengapa setiap kompetitor hendaknya menyadari, menyiapkan diri, sejak dini untuk menerima setiap keadaan dengan legowo. Entah kalah atau menang tetap legowo. Bagi yang menang jangan terlalu senang hingga lupa daratan. Bagi yang kalah, jangan terlalu merana hingga hendak meninggalkan dunia. Dalam berkompetisi, hendaklah menjadi ajang dalam belajar membesarkan jiwa dan memperkaya hati. Jika menang, bagimana menahan diri dari kesombongan, kesenangan berlebihan serta tetap rendah hati. Sedangkan bagi yang kalah, bagaimana mengajarkan jiwa tetap tabah, serta menumbuhkan semangat, optmis untuk berusaha menjadi yang terbaik.
Terpentig dari semua adalah, bagaimana mengajari jiwa untuk lapang dada, tenang dan tabah dalam setiap keadaan. Dan manyakini bahwa yang terjadi adalah yang terbaik yang digariskan Tuhan. Dengan begitu, semakin sering mengikuti kompetisi, manusia menjadi semakin kaya jiwa dan dewasa. Bagaimana menjadikan diri sebagai pemenang dalam setiap keadaan. Kalah dan menang tetap menang.
Melihat fenomena saat ini, masih banyak manusia yang salah memahami kompetisi. Mayoritas menganggap bahwa kemenangan dalam kompetisi adalah yang juara pertama. Apabila kalah, habislah dunia. Sehingga, tidak jarang kita menemukan kompetitor depresi berat, stress bahkan gila karena kalah.
Mulai detik ini, mari kita rubah main side kita tentang kompetisi. Jangan menganggap dunia kiamat ketika kalah. Harus ditanamkan kalah bukan akhir segalanya. Tanamkan bahwa kalah saat ini, merupakan langkah menuju kemenangan berikutnya. Jadikan kompetisi sebagai sarana melatih, memperkaya jiwa dan hati.
Pesan sederhana bagi pelajar yang berkompetisi dalm Ujian Nasional, jadikan Ujian sebagai sarana menguji kemampuan dan hasil belajar selama tiga tahun bagi SMP dan SMA atau enam tahun bagi SD, ujian bukanlah segala-galanya tiada guna lulus ujian jika dengan cara yang tidak sewajarnya. Gagal itu lumrah, yang tidak lumrah apabila gagal dan merasa paling bodoh sedunia. Berhasil itu hebat, tapi paling hebat jika gagal, lalu bangkit menyongsong kemenangan selanjutnya. Jadilah pemenang dalam setiap kesempatan. Menang bukan yang juara, menang adalah yang kaya jiwanya legowo menerima keadaan. Itulah pemenang sebenarnya.

Rabu, 15 April 2009

Bagi orang yang mau kaya.....harus baca.nggehh.....

Kaya dengan Berdagang

(Menyelami Rahasia Kesuksesan Berdagang dalam Al-Qur'an)

romika mawaddah

I.Pendahuluan.

Allah mencipatakn manusia tiada lain hanya untuk beribadah kepadaNya. Serta menugaskannya untuk memimpin dan mengatur muka bumi. Seperti dijelaskan Qur'an Surat Ad-Dzariyat (51) ayat 56

$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ

" Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi "kepada-Ku.

Dari ayat tersebut jelas bahwa hidup manusia hanya untuk beribadah. Dalam islam ibadah tidak Cuma sholat dan zakat, tetapai semua amalan yang diridhoi oleh Allah dan RasulNya disebut Ibadah.

Tugas yang selanjutnya adalah menjadi Kholifah atau pemimpin di muka bumi. Manusia diharapkan dapat memimpin dan mengatur seluruh isi alam ray dengan segenap kemampuan serta akal yang telah Allah anugerahkan. Hal tersebut diungkap dalam Surat Al-Baqoroh

øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pÏù `tB ßÅ¡øÿム$pÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Dalam ayat tersebut, Allah benar-benar ingin menjadikan manusia sebagai pemimpin. Meskipun para malaikat telah memprotes keputusan tersebut. Namun, Allah yakin bahwa hanya manusia yang pantas menjadi kholifah di muka bumi.

Melihat dari tugas tersebut beribadah dan memimpin, maka manusia memerlukan tenaga untuk melaksanakanya.

Diantara hal yang dapat menghasilkan tenaga adalah makan. Selain makan manusia juga harus memiliki harta benda untuk mensukseskan tugasnya di muka bumi. Cara terbaik dalam mendapatkan harta benda adalah mencari nafkah. Itu sebabnya Allah memerintahkan manusia untuk mencari nafkah di muka bumi yang sengaja Allah sediakan bagi manusia untuk bekerja mencari rizki yang halal. Sebagai hamba Allah yang beriman tetunya jika dalam mencari nafkah kita niatkan hanya untuk melekasankan perintah Allah, maka pencarian nafkah tersebut juga bisa disebut ibadah.


II. Perintah Mencari Nafkah

Dalm Quran surat Al-hijr/ 17 ayat 12 Allah berfirman.

$uZù=yèy_ur Ÿ@ø©9$# u‘$pk¨]9$#ur Èû÷ütGtƒ#uä ( !$tRöqysyJsù sptƒ#uä È@ø©9$# !$uZù=yèy_ur sptƒ#uä Í‘$pk¨]9$# ZouŽÅÇö7ãB (#qäótGö;tGÏj9 WxôÒsù `ÏiB óOä3În/§ (#qßJn=÷ètGÏ9ur yŠytã tûüÏZÅb¡9$# z>$|¡Ïtø:$#ur 4 ¨@à2ur &äóÓx« çoYù=¢Ásù WÅÁøÿs? ÇÊËÈ

"Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan tahun-tahun dan perhitungan. dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas."

Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan telah mencipatakan siang untuk manusia mencari karunia dari Allah dengan kata lain mencari nafkah.

Dalam surat An-Naba' ayat 11 Allah juga menjelaskan hal yang sama, bahwasanya Allah menjadikan siang dan malam tiada lain supaya manusia dapat mencari nafkah di siang hari.

$uZù=yèy_ur u‘$pk¨]9$# $V©$yètB ÇÊÊÈ

" Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan"


III. Belajar sukses dari Rasulullah.

Dalam Surat Al-Ahzab ayat 21 Allah berfirman:

ôs)©9 tb%x. öNä3s9 Îû ÉAqßu «!$# îouqóé& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöquø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah."

Sebagai teladan yang baik, maka dalam hal mencari nafkah dianjurkan untuk mencontoh Rasulullah. Sebelum diangkat mejadi Nabi dan Rasulullah., Muhammad telah dikenal dikalangan kaum quraisy sebagai pedagang muda yang sukses. Selain itu, jiga julukn Al-amin yang berarti dapat dipercaya. Sehingga, Muhammad memiliki ketrampilan dalam berdagang. Jiwa enterepreneurship-nya semakin kuat sejak usia 12 tahun telah mengikuti perjalanan bisnis pamannya

Sebagaimana sejarah mencatat, empat orang putera Abdul Manaf (kakek-kakeknya) adalah pemegang izin kunjungan dan jaminan keamanan dari para penguasa dari negara-negara tetangga seperti Syiria, Irak, Yaman dan Ethopia. Mereka dapat membawa kafilah-kafilah bisnisnya ke berbagai negara tersebut secara aman dan lancar. Selain itu, Muhammad dilahirkan pada masa kaum Quraisy mencapai kejayaan dalam perdagangan. Sejak kecil beliau juga dirawat kakeknya Abdul Muthalib yang juga pebisnis. Setelah kakeknya meninggal, Muhammad kemudian tinggal bersama pamannya Abu Thalib yang berprofesi dalam bisnis perdagangan pula m.eliputi; Syria, Jordan, dan Lebanon saat ini.

Dari sekelumit sejarah tersebut ternyata tidak diragukan bahwa Muhammad memang layak di sebut pedagang sukses. Selain Muhammad, ternyata beberapa tokoh sahabat Muahammad juga seorang pedagang. Abu Bakar as-Shidiq, Khalifah pertama dari Khulafaur Rasyidin memiliki usaha dagang pakaian. Umar bin Khatab, pemimpin kaum beriman sang penakluk kekaisaran Persia dan Byzantium memiliki usaha dagang Jagung. Usman memiliki usaha memiliki usaha dagang bahan pakaian. Imam Abu Hanifah memiliki usaha dagang bahan pakaian. Kaisar Mughal yang Agung Aurangzeb dari India makan dari penghasilan cangkir-cangkir buatan tangannya sendiri. Ketika para pengikut nabi hijrah ke Madinah bersama-sama Nabi, mereka dinasehati oleh Rasul agar berdagang untuk penghidupan mereka. Banyak lagi contoh yang membuktikkan bahwa setiap Muhajjir yang saleh telah melakukan berbagai jenis perdagangan untuk memenuhi nafkahnya sehari-hari.

Kesuksesan Rasulullah tetunya tidak akan tercapai tanpa adanya kiat-kiat jitu dalam berdagang. Diantaranya adalah jujur dan amanah.

Rasulullah SAW bersabda : “Pedagang yang amanah dan benar akan bersama dengan para syuhada di hari qiyamat nanti” (HR. Ibnu Majah dan al-Hakim).Muhammad -yang menjadi pedagang sejak usia muda- mempunyai empat kiat sukses berbisnis. Yakni, sidiq (benar), amanah (dapat dipercaya), fatonah (cerdas, cerdik, memahami manajemen dan strategi bisnis), dan tabligh (kemampuan komunikasi dan meyakinkan relasi atau pembeli).

Bila keempat sifat atau kiat ini ada pada seorang pebisnis, insya Allah dia akan berhasil. Ini merupakan karakter bisnis yang Islami. Namun, bisa pula diterapkan oleh siapa pun, sebab ajaran Islam itu bersifat universal.Muhammad telah melakukan transaksi-transaksi perdagangannya secara jujur, adil dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh atau kecewa. Ia selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar kualitas sesuai permintaan pelanggan. Reputasinya sebagai pedagang yang benar-benar jujur telah tertanam sejak muda. Ia selalu memperlihatkan rasa tangungjawabnya terhadap setiap transakasi yang dilakukan. Lebih dari itu, Muhammad juga meletakkan prinsip-prinsip dasar dalam melakukan transaksi dagang secara adil Nasihat-nasihat beliau bisa dijadikan sebagai moralitas baru yang akan membingkai aktivitas para pebisnis hari ini

Beberapa hadist yang menjelaskan keutamaan berdagang dalam Islam.

Aisyah pernah meriwayatkan bahwa Rasululah bersabda, “Hal-hal yan paling menyenangkan yang engkau nikmati adalah yang datang dari hasil tanganmu sendiri, anak-anakmu berasal dari apa yang engkau hasilkan” (HR. Tirmidzi, Nasa’i dan Ibnu Majah). Nabi juga bersabda, “Berusaha mendapatkan nafkah yang halal adalah kewajiban disamping tugas-tugas lainnya yang telah diwajibkan” (HR. Baihaqi). Beliaupun memberikan nasihat untuk kita yang bisa senantiasa menjadi motivasi dan perlu diamalkan. Rafi’ bin Judaij berkata bahwa “Rasulullah saw ketika ditanya, usaha apakah yang paling baik? Rasul menjawab: yaitu usaha seseorang dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang baik” (HR. Hakim). Usaha dengan tangan sendiri bisa dalam bentuk aktivitas jasa, produksi, pertanian, perikanan maupun yang lain. Sedang jual beli adalah aktivitas bisnis peniagaan barang dan jasa.


IV. Anjuran berdagang dalam Al-Qur'an

Allah telah menjelaskan dalam QS An-Nisa': 29

$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãYtB#uä Ÿw (#þqè=à2ù's? Nä3suqøBr& Mà6oY÷t/ È@ÏÜ»t6ø9$$Î/ HwÎ) br& šcqä3s? ¸ot»pgÏB `tã <Ú#ts? öNä3ZÏiB 4 Ÿwur (#þqè=çFø)s? öNä3|¡àÿRr& 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3Î/ $VÏmu ÇËÒÈ

. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu."


[287] Larangan membunuh diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu kesatuan.

Dalam An-Nisa' Allah mengajarkan kepada hambaNya untuk mencari penghidupan dengan cara halal. Diantara cara yang dimaksud adalah berdagang. Kata ( ( اموالكمyang dimaksud adalah harta yang beredar dalam masyarakat, maksudnya baik itu harta pribadi maupun bersama harus beredar dan menghasilkan manfaat bersama. Yang membeli sesuatu dengan harta tersebut akan mendapat untumg, demikian juga penjual. Begitu pula penyewa barang akan untuk dan yang menyewakan juga untung. Penyedekah dan penerima sedekah juga untung. Semua dapat meraih keuntungan dengan harta yang diputarkan. Dan harta tersebut hendak dijadikan Allah sebagai Qiyaman yakni pokok kehidupan untuk manusia.

Kata Bainakum yang dimaksud adalah proses kerja sama dalam pemutaran harta. Ada unsur berusaha mendapatkan keuntungan bersama tidak saling merugikan. "bila mitraku rugi, maka aku juga rugi" itu sebabnya dalam berbisnis harta diilustrasikan berada di tengah milik bersama bukan perseorangan. Itulah diantara hikmah berdagang yaitu harta bias berputar dan menguntungkan bagi banyak pihak.

.

V. Perdagangan yang Merugikan.

Dari beberapa bab sebelumnya, penulis telah menjelaskan kesuksesan dan anjuran dalam berdagang. Namun, kali ini penulis berusaha menyampaikan beberapa hal yang harus diperhatikan bagi para pedagang supa ya tidak mengalami kerugian. Sebab, tiada guna sesuatu hal yang diusahakan jika tidak mendatangkan keuntungan. Sebagaimana dijelaskan dalam Qur'an Surat Al-Baqoroh: 16

y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# (#ãruŽtIô©$# s's#»n=žÒ9$# 3yßgø9$$Î/ $yJsù Mpt¿2u öNßgè?t»pgÏkB $tBur (#qçR%x. šúïÏtGôgãB ÇÊÏÈ

" Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk".


Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Allah memberikan peringatan manusia dengan pengibaratan yaitu menukar petunjuk dengan kebatilan. Artinya membeli kebatilan dengan uang kebenaran, hsal tersebut merupakan sikap bodoh yang dapat merusak diri sendiri di dunia dan di akhirat. Yang dimaksud Istarau/membeli adalah menukar. Akar katanya adalah syara' yang berarti menjual.

Ayat tersebut diamksudkan untuk mengambarkan keadaan kaum munafiqin yang bergaul dengan kaum muslimin yang menampakkan keimanan. Tetapi ketika sendirian menukar keimanan tersebut dengan kebatilan. Apa yang mereka lakukan ibarat dalam jual beli yang seharusnya bentuk tukar menukar barang dilakukan dengan suka rela. Dan motiv dari perdagangan tiada lain adalah perolehan keuntungan, maka pertukaran yang mereka lakukan tiadalh memperoleh keuntungan.

Dalam ayat tersebut juga diartikan bahwa mereka tidak mendapat keuntungan dalam perniagaan mereka, bahkan mereka rugi dan kehilangan modal. Modal yang dimiliki setiap orang adalh fitrah yang berarti suci, hal tersebut dapat digunakan untuk memperoleh keuntungan dari amalan sholeh yang dilakukan . jangankan mendapatkan untung, malah mendapat kerugian karerna modal tersebut mereka sia-siakan dan ditukar dengan kebatilan. Dan sekali-kali tidak mendapat pettunjuk seperti arti kata-kata ma kaanu muhtaduun. Bukan dalam arti tidak mempunyai pengetahuan seluk beluk dalam berdagang, tetapi kesalahan dalam memilih barang dagangan. Dari ayat tersebut dapat diambil hikmah bahwa dalam berdagang, seorang pedagang hendaknya pandai-pandai memilih barang dagangan, sehingga tidak mengalami kerugian.


VI. Kiat Berdagang Sukses.

Rasulullah telah menjelaskan kepada umatNya, bahwa selama mereka berpegang teguh kepada dua hal maka tidak akan pernah sesat selama-lamanya. Kedua hal tersebut adalh Al-Qur'an dan Al-Hadist. Dalam hal perdagangan pun Al-Qur'an telah menjelaskan beberapa kiat yang harus diperhatikan untuk memperoleh kesuksesan dalam berdagang. Diantara kiatnya sebagai berikut :

  1. Harus saling merelakan atau meridhoi anatar pedagang dan pembeli.

Berdagang merupakan proses tukar menukar barang dengan harta benda. Itu sebabnya untuk memperoleh keberkahan dalam berdagang harus ada kerelaan antara kedua belah pihak. (QS An-Nisa' ayat 29). Seperti ditulis di bab sebelumya. Dalam ayat tersebut terdapat kata-kata An-taraadin minkum. : berdasarkan kerelaan di antara kamu. Walaupun kerelaan merupakan sesuatu yang tersenbunyi, namun indikatornya dapat terlihat. Misalkan ketika akad ijab dan qobul antara pedagang dan pembeli. Untuk mencapai kerelaan maka bagaimana seorang pedagang atau pembeli tidak hanya memikirkan kebutuhannya sendiri. Maksudnya saling bekerja sama untuk mencapai kerelaan. Dan saling mengutamkan kebutuhan orang lain dari pada diri sendiri. Sebagaimana dijelaskan dalam QS Al-Hasyr :9.

tûïÏ%©!$#ur râä§qt7s? u‘#¤$!$# zyM}$#ur `ÏB ö/ÅÏ=ö7s% tbq7Ïtä ô`tB ty_$yd öNÍköŽs9Î) Ÿwur tbrßÅgs Îû öNÏdÍrßß¹ Zpy_%tn !$£JÏiB (#qè?ré& šcrãÏO÷sãƒur #n?tã öNÍkŦàÿRr& öqs9ur tb%x. öNÍkÍ5 ×p|¹$|Áyz 4 `tBur s-qム£xä© ¾ÏmÅ¡øÿtR šÍ´¯»s9'ré'sù ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÒÈ

"Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung"


  1. Berdagang dengan barang yang halal .

Allah menjelaskan dalam QS Al- Anfal : 9

(#qè=ä3sù $£JÏB öNçFôJÏYxî Wn=ym $Y7ÍhsÛ 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 žcÎ) ©!$# Öqàÿxî ÒO‹Ïm§ ÇÏÒÈ

"Maka makanlah dari sebagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Ayat tersebut pada dasarnya menjelaskan tentang pemaafan Allah terhadap pengambilan tebusan dari tawanan perang di zaman Rasulullah. Ayat tersebut secara tegas menjelaskan penghalalan dalam penggunaan harta tersebut. Kenapa harus barang halal? Sebab dalam ayat tersebut Allah menjelaskan barang yang halal tidak membawa akibat buruk serta baik untuk kesehtan jasmani dan rohani. Apa guna jika berdagang dengan barang yang haram, meskipun untuk besar pada hakikatnya akan membawa kepada murka Allah dan kegelisahan hidup.


  1. Tidak berlebihan dalam berdagang.

Terkadang dalam dunia perdagangan jika telah mendapat keuntungan banyak, menjadi terlena dan melupakan segalanya. Sampai-sampai melupakan ibadah lainya seperti sholat. Allah telah memperingatkan hal tersebut dalam QS Jumuah ayat 9.

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) šÏŠqçR Ío4qn=¢Á=Ï9 `ÏB ÏQöqtƒ ÏpyèßJàfø9$# (#öqyèó$$sù 4n<Î) ̍ø.ÏŒ «!$# (#râsŒur yìøt7ø9$# 4 öNä3ÏsŒ ׎öyz öNä3©9 bÎ) óOçGYä. tbqßJn=÷ès? ÇÒÈ

"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."


[1475] Maksudnya: apabila imam telah naik mimbar dan muazzin telah azan di hari Jum'at, Maka kaum muslimin wajib bersegera memenuhi panggilan muazzin itu dan meninggalakan semua pekerjaannya

Dalam QS At-taubah ayat 24

ö@è% bÎ) tb%x. öNä.ät!$t/#uä öNà2ät!$oYö/r&ur öNä3çuq÷zÎ)ur ö/ä3ã_ºurør&ur óOä3è?uŽÏ±tãur îuqøBr&ur $ydqßJçGøùuŽtIø%$# ×ot»pgÏBur tböqt±øƒrB $ydyŠ$|¡x. ß`Å|¡tBur !$ygtRöq|Êös? ¡=ymr& Nà6øs9Î) šÆÏiB «!$# ¾Ï&Î!qßuur 7Š$ygÅ_ur Îû ¾Ï&Î#Î7y (#qÝÁ­/uŽtIsù 4Ó®Lym šÎAù'tƒ ª!$# ¾Ín͐öDr'Î/ 3 ª!$#ur Ÿw Ïöku tPöqs)ø9$# šúüÉ)Å¡»xÿø9$# ÇËÍÈ

"Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik."

Dari ayat tersebut jelas Allh melarang terlalu mencintai perniagaan yang diusahakan. Sampai-sampai melebihi kecintaanya kepada Allah SWT.


  1. Melakukan pencatatan apabila terjadi hutang piutang dalam perdagangan. Hal tersebut bisa dilihat dalam QS Al-Baqarah ayat 282. Dalam surat tersebut Allah mengajarkan bagaimana seharusnya transaksi yang benar dan tidak menimbulkan perselisihan jika terjadi hutang piutang dalam perdagangan. Sebab tak jarang dalam dunia dagang ada istilah hutang, apabila tidak disikapi dengan prosedur yang benar, hal sepele dapat nerusak hubungan mitra dalam kerja.


  1. Menghindari hal-hal yang tidak jujur: diantaranya adalah memberatkan timbangan. Seperti dijelaskan dalam QS Hud ayat 84-86.

* 4n<Î)ur tûtïôtB óOèd%s{r& $Y6øyèä© 4 tA$s% ÉQöqstƒ (#rßç7ôã$# ©!$# $tB Nà6s9 ô`ÏiB >s9Î) ¼çnçŽöxî ( Ÿwur (#qÝÁà)Zs? tA$uò6ÏJø9$# tb#uÏJø9$#ur 4 þÎoTÎ) Nà61ur& 9Žösƒ¿2 þÎoTÎ)ur ß$%s{r& öNà6øn=tæ z>#xtã 5Qöqtƒ 7ÝÏtC ÇÑÍÈ ÏQöqstƒur (#qèù÷rr& tA$uò6ÏJø9$# šc#uÏJø9$#ur ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( Ÿwur (#qÝ¡yö7s? }¨$¨Z9$# öNèduä!$uô©r& Ÿwur (#öqsW÷ès? Îû ÇÚöF{$# tûïÏÅ¡øÿãB ÇÑÎÈ àM§É)t/ «!$# ׎öyz öNä3©9 bÎ) OçFZà2 tûüÏZÏB÷sB 4 !$tBur O$tRr& Nä3øn=tæ 7áÏÿpt¿2 ÇÑÏÈ

"Dan kepada (penduduk) Mad-yan (kami utus) saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu selain Dia. dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, Sesungguhnya aku melihat kamu dalam Keadaan yang baik (mampu) dan Sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan (kiamat)."

Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.

Sisa (keuntungan) dari Allah[734] adalah lebih baik bagimu jika kamu orang-orang yang beriman. dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu"


[734] Yang dimaksud dengan sisa Keuntungan dari Allah ialah Keuntungan yang halal dalam perdagangan sesudah mencukupkan takaran dan timbangan.

Peringatan serupa juga terdapat dalam QS Al- Mutaffin ayat 1 – 3.

Dari beberapa iat yang telah dijelaskan., yang terpenting adalah kejujuran dalam berdagang.


VI.Kesimpulan.

Dari beberapa ulasan yang telah dijelaskan. Dapat disimpulkan bahwa

  1. .Tugas utama manusia hanya untuk beribadah dan memimpin dunia

  2. Untuk menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya manusia perlu mencari nafkah. Dimaksudkan untuk mendapatkan harta yang akhirnya bias memberikan tenaga dengan makan yang pastinya sangat penting dalam usaha menjalankan tugas tersebut.

  3. Allah telah menyiapkan dunia dan menciptakan siang dan malam tiada lain untuk menyediakan bagi manusia dalam mencari nafkah.

  4. Allah mengajarkan manusia untuk mencari nafkah dengan berdagang.

  5. Allah telah memberikan contoh saudagar yang sukses dengan berdagang yaitu Rasulullah. Sehingga, diharapkan manusia dapat mengambil contoh dari Nabi Muhammad. Sehingga, sama-sama memperoleh keberhasilan dalam berdagang.

  6. Allah juga mengajarkan kiat-kiat dagang sukses yang tertera dalam Al-Quran.

  7. Berdagang merupakan usaha untuk mengalirkan harta Allah sehingga dapat bermanfaat bagi banyak pihak..

VII. Sumber Pustaka.

Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab.

www.edo segara.blgospot.com (Diaksees pada hari rabu, 14-4-2009 pukul

11.00 WIB)

http://rupiahhalal.co.cc/2008/04/bagaimana-rasulullah-berbisnis.html (Diakses hari

rabu, 14-4-2009 pukul 11.00 WIB)

























Musabaqah Karya Tulis Al-Quran

Tema : Ekonomi Islam


Kaya dengan Berdagang

(Menyelami Rahasia Kesuksesan Berdagang dalam Al-Qur'an)
























Disusun Oleh:

Ika Romika Mawaddati

06110023






JURUSAN TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2009