PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Ika Romika Mawaddati
JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2009
PENDAHULUAN
Meskipun membaca merupakan keharusan, tetapi tidak semua manusia memiliki kegemaran untuk membaca. Itu sebabnya membaca perlu latian dan bimbingan bahkan paksaan untuk menumbuhkan kecintaan membaca. Masa yang paling tepat untuk menumbuhkan kegemaran membaca adalah masa-masa sekolah. Memberi tugas membaca, menulis ataupun ujian pada dasarnya merupakan usaha untuk menumbuhkan gemar membaca. Selain cara tersebut adalah dengan menyediakan perpustakaan sekolah. Dengan berbagai macam buku bacaan yang disediakan akan menarik minat siswa untuk membaca. Apalagi jika budaya membaca dikalangan siswa telah tumbuh maka siswa yang lain dengan sendirinya akan merasa ketinggalan jika tidak gemar membaca.
Usaha menumbuhkan membaca bisa dimulai dari perpustakaan. Dengan pengelolaan yang baik dan profesional fungsi perpustakaan menjadi maksimal. Dalam pendidikan perpustakaan menjadi jantung sekolah sebagaimana fungsi jantung dalam tubuh. Perpustakaan yang menentukan sehat tidaknya sistem pendidikan sekolah. Apabila jantung tidak berfungsi akan mengakibatkan kelumpuhan. Dan apabila sekolah tidak memiliki perpustakaan sama seperti tubuh yang tidak memiliki jantung alias tidak memiliki daya hidup. (Suherman, 2009)
Begitu pentingnya fungsi perpustakaan bagi kelangsungan sekolah. Untuk menjalankan fungsi tersebut, perlu pengelolaan yang bagus. Dalam tulisan ini akan membahas pengelolaan perpustakaan sekolah. Semoga bermanfaat.
PEMBAHASAN
Sebelum membahas bagaimana mengelola perpustakaan sekolah, ada baiknya jika kita mengetahui apa yang dimaksud perpustakaan sekolah. Setelah mengetahui diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam mengelolanya. Istilahnya kita harus mengenal dulu karakter barang yang hendak dikelola. Sebab, tanpa mengenal mustahil bisa mengelola. Ibarat peri bahasa tak kenal maka tak sayang. Diantara cara untuk mengenal adalah mengetahui devinisinya terlebih dahulu. Setelah itu baru mengetahui karakter-karakter di dalamnya dan apa yang menjadi objek pengelolanaanya.
Secara umum perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material) yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya. (Ibrahim Bafadal, 1992: 3)
Sumber lainya menjelaskan pengertian perpustakaan adalah koleksi yang terdiri dari bahan-bahan tertulis, tercetak ataupun grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam, tape dalam ruangan atau gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk keperluan studi, penelitian, pembacaan dan lain sebagaianya.”(Sumardji, 1988:13)
Dari pengertian tersebut jika dilihat dari fungsi, letak serta lembaga yang memilikinya; perpustakaan memiliki banyak jenis diantaranya perpustakaan umum, perpustakaan kota, perpustakaan pribadi, perpustakaan keliling dan perpustakaan sekolah serta perpustakaan lainya. Dalam hal ini aspek pokok yang hendak dibahas adalah perpustakaan sekolah. Mengutip pernyataan Supriyadi (1982:5) dalam Ibrahim Bafadal menjelaskan jika perpustakaan sekolah adalah “perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal tingkat sekolah, baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, baik sekolah umum maupun sekolah lanjutan”.
Sumardji menjelaskan bahwa perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan milik sekolah bail SMP, SMA maupun SD dan TK, yang digunakan sebagai sarana penunjang melaksanakan tugas-tugas pendididkan/pengajaran di sekolah. Intinya perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang disediakan lembaga pendidikan untuk peserta didiknya, sarana pembelajaran dan pengajaran.
b.Fungsi Perpustakaan Sekolah
Diadakanya sebuah lembaga tentunya karena terdapat manfaat dan fungsi dari lembaga tersebut. Begitu juga pengadaan perpustakaan, pastinya karena memiliki manfaat serta fungsi bagi manusia. Mengutip pernyataan Rusina Pamuntjak, dalam Sumardji menyatakan jika perpustakaan berfungsi sebagai pusat kebudayaan atau tempat dikumpulkan dan dipeliharanya hasil budaya manusia. Sehingga perpustakaan mempunyai fungsi kultural sebagai tempat pemeliharaan bahan-bahan bernilai hasil budaya manusia.
Dalam sumber lain dijelaskan jika perpustakaan memiliki beberapa fungsi, yaitu:
intelektual sebagai sumber ilmu pengetahuan.
Ekonomis sebagai sumber untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dengan mudah dan hemat biaya.
Sosial sebagau alat penghubung antar generasi, masyarakat dan bangsa,
Kultural sebagai tempat pemeliharaan bahan-bahan bernilai hasil budaya (budi daya, cipta, rasa dan karsa) manusia.) (Sumardji, 1988, 17 )
Dalam buku ”Pengelolaan Perpustakaan Sekolah” secara terinci, manfaat perpustakaan sekolah, baik yang diselenggarakan di sekolah dasar, maupun sekolah menengah adalah :
Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca.
Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid.
Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiru yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri.
Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan tekhnik membaca.
Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.
Perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab.
Perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah.
Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan suber-sumber pengajaran.
Perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru, dan anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Smith dkk dalam buku ensiklopedianya yang berjudul ”The Educator’s Encyclopedia ” menyatakan “School library is a center for learning’, yang berarti perpustakaan sekolah itu merupakan sumber belajar. Berikut dijelaskan beberapa fungsi perpustakaan sekolah:
1)Sebagai fungsi edukatif.
Bebrbagai macam buku yang ada di perpustakaan dapat membiasakan peserta didik untuk belajar mandiri, secara individual maupun kelompok. Selain itu perpustakaan dapat meningkatkan minat baca peserta didik. Perpustakaan memiliki peranan yang signifikan untuk mendukung gemar membaca dan meningkatkan literasi informasi, juga untuk mengembangkan siswa supaya dapat belajar secara independen (Suherman, 2009)
2)Sebagai fungsi informatif.
Perpustakaan yang terkelola dengan baik tidak hanya menyediakan buku pelajaran, tetpai berbagai macam majalah, ensiklopedi, televisi, tape recorder, slide projector dan sebagainya. Yang mana semua itu merupakan sumber informasi atau keterangan yang dapat menambah pengetahuan peserta didik.
3)Fungsi tanggung jawab administratif.
Fungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, di mana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan. Hal tersebut selain mengajarkan disiplin, teratur, rasa tanggung jawab, juga membiasakan murid-murid bersikap dan bertindak secara administratif.
4)Fungsi riset.
Berbagai macam bahan pustaka di perpustakaan menjadikan peserta didik ataupun pendidik yang hendak meneliti atau melakukan riset lebih mudah mencari data-data yang diharapkan dan dibutuhkan.
5) Fungsi rekreatif.
Yang dimaksud di sini bukanlah rekreatif secara fisik, melainkan secara sikologisnya. Misalkan seorang yang membaca buku ”Malang Kota Hati”. Di dalam buku terebut selain dikemukakan mengenai kota Malang, pasti tersedia berbagai macam gambar gedung-gedung, tempat rekreasi, tempat hiburan dan lainnya yang mana secara psikologis telah rekreasi ke kota Malang. (Ibrahim Bafadal, 1992:6-8)
Secara sederhana tujuan perpustakaan sekolah adalah menyediakan informasi dan ide yang merupakan fondasi agar berfungsi secara baik di dalam masyarakat masa kini yang berbasis informasi dan pengetahuan. Perpustakaan sekolah merupakan sarana bagi para peserta didik agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
c.Pengelolaan Perpustakaan.
Setelah mengetahui devinisi dan fungsi perpustakaan, maka perlu untuk mengetahui bagaimana mengelola perpustakaan sehingga dapat berfungsi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal pertama yang harus dilakukan adalah:
1.Bagaimana cara penyelenggaraan perpustakaan sekolah.
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah harus sejalan dengan visi dan misi sekolah dengan mengadakan bahan bacaan yang bermutu sesuai kurikulum, menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan bidang studi, dan kegiatan penunjang lainnya, misalnya berkaitan dengan peristiwa penting yang diperingati di sekolah.dalam upaya peningkatan kualitas pengelolaan perpustakaan International Federation of Library Association (IFLA), sebuah asosiasi perpustakaan tingkat dunia, telah menyusun sebuah panduan, dapat digunakan berbagai pihak yang membutuhkan dalam pengembangan perpustakaan sekolah.
2.Anggaran Perpustakaan.
Proses pengadaan sesuatu yang baru tentunya tidak lepas dari faktor finansial yang menyokongnya. Tanpa anggaran yang memadai dengan pengelolaan yang profesional maka sesuatu tersesebut tidak akan terwujud dengan baik. Dalam hal ini adalah pengadaan perpustakaan. Maka pimpinan sekolah harus mengalokasiskan secara khusus pendanaan untuk perpustakaan. Perpustakaan sekolah harus memperoleh dana yang mencukupi dan berlanjut untuk tenaga terlatih, materi perpustakaan, tekhnologi dan fasilitas serta aksesnya harus bebas biaya.
Untuk menjamin agar perpustakaan memperoleh bagian yang adil dari anggaran sekolah, maka beberapa hal di bawah ini harus diperhatikan :
memahami proses penganggaran sekolah.
Menyadari jadwal siklus anggaran.
Mengenal siapa yang menjadi tenaga penting.
Memastikan bahwa segala kebutuhan perpustakaan teridentifikasi.
Sebagai ketentuan umum, anggaran material perputakaan sekolah paling sedikit adalah 5% untuk biaya setiap peserta didik dalam sistem persekolahan, tidak termasuk untuk belanja gaji dan upah, pengeluaran pendidikan khusus, anggaran transportasi serta perbaikan gedung dan sarana lain.
3.Desain Ruangan.
Dalam hal pengadaan perpustakaan sekolah, yang perlu menjadi perhatian adalah desain ruangan yang mencakup di mana perpustakaan sekolah hendak diletakkan? Dan bagaimana tata letak ruangan perpustakaan sehingga mampu menjadi tempat yang paling strategis dan paling nyaman bagi para peserta didik untuk membaca dan belajar. Kendati tidak ada ukuran universal untuk fasilitas perpustakaan sekolah, namun merupakan sesuatu yang bermanfaat dan membantu jika kita memiliki formula sebagai dasar dalam menghitung perencanaan, agar setiap perpustakaan yang baru didesain memenuhi kebutuhan sekolah dengan cara paling efektif. Pertimbangan berikut ini perlu disertakan dalam proses perencanaan:
lokasi terpusat atau sentral, mudah terjangkau dan lebih baik jika terletak di lantai dasar.
Akses dan kedekatan, dekat dengan semua kawasan pengajaran.
Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang terbebas dari kebisingan luar.
Pancahayaan yang baik dan cukup, baik lewat jendela maupun lampu penerangan.
Suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi).
Penyediaan ruangan bagi para penderita cacad fisik.
Ukuran ruang yang cukup untuk penempatan koleksi buku, fiksi dan non-fiksi, buku sampul tebal maupun tipis, surat kabar dan majalah, sumber non-cetak serta penyimpananya, ruang belajar, ruang baca, komputer meja, ruang pameran, ruang kerja tenaga dan meja perpustakaan.
Menjadikan perpustakaan dapat digunakan dengan berbagai macam kegiatan dan mampu mengikuti perkembangan serta perubahan kurikulum dan tekhnologi pada masa mendatang.
Daftar berbagai ruangan yang berbeda-beda berikut ini layak dipertimbangan ketika merencanakan perpustakaan baru:
kawasan ruang belajar dan riset untuk penempatan meja informasi, laci katalog, katalog terpasang, meja belajar dan riset, koleksi referensi dan dasar.
Kawasan ruang baca informal untk buku dan majalah yang mendorong literasi, pembelajaran sepanjang hayat, dan membaca untuk keceriaan.
Kawasan ruang instruksional dengan kursi yang disusun untuk kelompok kecil, kelompok besar dan instruksional formal seluruh kelas, ”dinding pengajaran” dengan kawasan teknologi pengajaran dan pameran yang sesuai.
Kawasan ruang proyek kelompok dan produksi untuk kerja fungsional dan pertemuan perorangan, kelompok maupun kelas, serta fasilitas untuk produksi media.
Kawasan ruang administrasi untuk meja sirkulasi, ruang kantor, kawasan untuk memproses materi media perpustakaan, penyimpanan peralatan pandang-dengar, dan kawasan materi serta alat tulis kantor.
4.Perabot Perpustakaan.
Setelah ruangan tersusun dengan tertib, maka untuk menjadikan efektifitas peningkatan pelayanan serta fungsi perlu disediakan perabotan yang dapat memenuhi berbagai macam kebutuhan pengguna perpustakaan. Maka perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke semua peralatan elektronik, komputer, dan pandang dengar. Peralatan tersebut meliputiu :
komputer meja dengan akses internet.
Katalog akses publik yang disesuaikan dengan usia dan tingkatan peserta didik yang berbeda.
Tape-recorder, perangkat CD-ROM, alat pemindai (scanner), perangkat video.
Peralatan komputer, khusus disesuaikan untk pengguna tuna rungu ataupun penderita cacad fisik lainnya. Perabotan komputer hendaknya didesain untuk anak-anak dan mudah disesuaikan guna memenuhi ukuran fisik yang berbeda.
Setelah segala perlengkapan fisik telah tersedia, maka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana cara pengelolaan berbagai macam bahan yang terdapat di perpustakaan. Beberapa kegiatan pokok perpustakaan adalah:
1)Pengadaan Bahan –Bahan Pustaka
2)Pengolahan Bahan –Bahan Pustaka
3)Pelayanan Sirkulasi
4)Pelayanan Referensi
5)Pelayana Administrasi (umum)
Berikut sekilas tentang deskripsi kegiatan per bagian:
1.)Pengadaan bahan-bahan pustaka.
Ibrahim Bafadal (1992:25) menjelaskan bahwa pengadaan bahan pustaka adalah mengusahakan bahan-bahan pustaka yang belum dimiliki perpustakaan sekolah, dan menambah bahan-bahan pustaka yang sudah dimiliki perpustakaan sekolah tetapi jumlahnya masih kurang. Jadi pengadaan bahan-bahan pustaka ada dua kemungkinan. Yaitu mengusahakan bahan pustaka yang sama sekali belum dimiliki dan menambah bahan pustaka yang jumlahnya kurang.
Secara umum kegiatan ini adalah proses pengadaan bahan pustaka untuk dijadikan koleksi bahan pustaka. Beberpa kegiatan yang dilakukan adalah:
Kegiatan pemilihan bahan koleksi yang disesuaikan dengan profesi pemakai. Dalam hal ini, karena perpustakaan sekolah maka, bahan koleksi harus disesuaikan dengan profesi peserta didik sebagai pelajar sekolah. Sehingga macam bahan koleksinya harus sesuai dengan kurikulum sekolah dan buku-buku yang menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
Kegiatan pelaksanaan pengadaan bahan koleksi. Ialah kegiatan untuk mengusahakan adanya bahan koleksi, yang dapat dilaksanakan dengan beberapa hal berikut:
a.Dengan membeli bahan koleksi yang dibutuhkan.
b.Dengan cara minta bantuan atau sumbangan. Bisa juga meminta peserta didik untuk menyumbang berbagai macam koleksi yang sesuai dengan kebutuhan perpustakaan sekolah.
c.Dengan cara mengadakan pemufakatan tukar-menukar bahan koleksi dengan perpustakaan lain.
2.)Pengolahan bahan-bahan pustaka.
Kegiatan ini adalah proses mempersiapakan bahan pustaka yang telah diperoleh, supaya dapat dimanfaatkan oleh para pengguna dengan efisien.kegiatan pengolahan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:
Klasifikasi, adalah kegiatan mengelompokkan bahan koleksi sesuai dengan macamnya dan bidang ilmunya masing-masing. Seperti kelompok buku teks, referensi, bacaan ringan, ensiklopedia, penerbitan berkala, dan lainnya.
Secara terinci tujuan klasifikasi buku adalah:
a.mempermudah peserta didik dalam mencari buku-buku yang diperlukan.
b.Mempermudah guru pustakawan dalam mencari buku-buku.
c.Mempemudah guru pustakawan mengetahui perimbangan bahan pustaka.
Katalogisasi, yaitu membuat kartu-kartu katalog untuk setiap bahan pustaka. Seperti kartu katalog pengarang, katalog judul, katalog pengecekan dan sebagainya.
Pelabelan adalah membuat/menulis nomor penempatan (call number) setiap bahan pustaka pada label tertentu, kemudian menempelkan pada punggungnya masing-masing sesuai dengan ketetapan yang telah disepakati.
Penyimpanan dan penyusunan koleksi (shelving), ialah kegiatan menyimpan bahan pustaka yang telah diolah sedemikian rupa dan penyusunan sesuai dengan kelompok masing-masing dan sesuai urutan nomer penempatan (call nomber)
Penyimpanan dan penyusunan kartu katalog (filing), ialah kegiatan menyimpan kartu-kartu katalog ke dalam almari katalog sesuai susunan kelompok yang ditentukan.
Melaksanakan kegiatan-kegiatan lain, misalnya:
d.melakukan perbaikan setiap koleksi buku yang memerlukan perbaiakan. Seperti nomor penempatan, kantong kartu buku, kartu buku, halan-halan atau sampul buku yang perlu diperbaiki.
e.Melakukan kegiatan pengawetan buku/pustaka, seperti menjilid majalah-majalh lepas, menyemprot dengan penolak hama pemakan pada rak-rak penyimpanan bahan pustaka.
f.Membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengolahan bahan pustaka.
3) Pelayanan Sirkulasi.
Kegiatan ini adalah proses kegiatan pelaanan kepada para pemakai/penginjung perpustakaan. Diantara kegiatanya adalah:
membuat peraturan mengenai pemakain dan peminjaman bahan pustaka.
Memproses pendaftaran anggota perpustakaan.
Memproses kartu-kartu anggota perpustakaan.
Melayani peminjaman koleksi sirkulasi (koleksi pustaka yang boleh beredar atau boleh dibawa pulang oleh anggota perpustakaan) terutama koleksi text book.
Menyimpan dengan teratur dan sistematis semua kartu yang bersangkutan dengan pelayanan peminjaman koleksi pustaka tersebut.
Melakukan penagihan bagi anggota yang terlambat mengembalikan bahan pustaka.
Melakukan denda bagi yang terlambat mengembalikan bahan pustaka.
Mencatat dengan tertib dan teratur semua pemasukan uang pendaftaran anggota perpustakaan maupun uang denda keterlambatan pengembalian bahan pustaka.
Membuat laporan tertulis secara berkala tentang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka melaksanakan kegiatan pelayanan sirkulasi.
4)Pelayanan Referensi.
Kegiatan ini adalah melayankan koleksi perpustakaan, terutama koleksi pustaka acuan atau koleksi yang tidak boleh dibawa pulang. Diantara bentuk pelayanannya adalah:
melayani para anggota perpustakaan yang memerlukan koleksi pustaka acuan.
Melayani permintaan foto kopy yang diajukan oleh para anggota perpustakaan, sehubungan dengan pemakaian koleksi referensi tersebut karena tidak boleh dibawa pulang.
Melayani permintaan penelusuran informasi yang diajukan oleh para anggota perpustakaan ataupun siapa saja yang mengajukan permintaan meskipun bukan anggota dengan persyaratan yang ditentukan.
Melakukan penyimpanan dan pengaturan kembali koleksi pustaka acuan yang telah dibaca oleh para anggota perpustakaan.
Membuat lapran tertulis secara berkala tentang kegiatan yang telah dilaksanakan.
5)Pelayanan Administrasi (umum)
Kegiatan ini adalah penunjang atau bantuan kepada semua kegiatan di perpustakaan. Diantaranya :
a.kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan permintaan/penyediaan. Seperti:
Barang-barang habis pakai.
Barang-barang tahan lama.
Perabotan perpustakaan.
Barang-barang keperluan rumah tangga perpustakaan.
b.kegiatan yang berhubungan dengan urusan keuangan :
anggaran untuk pembelian bahan pustaka.
Gaji para karyawan.
Dana kesehatan para karyawan.
Anggaran perbaiakn gedung, perbaikan alat-alat kantor perpustakaan.
c.Kegiatan yang berhubungan dengan urusan personalia, yaitu :
Urusan kebutuhan tenaga kerja perpustakaan.
Urusan usulan pengangkatan karyawan perpustakaan.
Urusan kenaikan pangkat dan gaji para karyawan secara berkala.
Urusan pemberhentian karyawan.
Urusan pengembangan pendidikan/pengembangan karyawan dalam bidang perpustakaan, pengiriman dan pemrosesannya ke penyelenggara perpustakaan tertentu.
d.kegiatan yang bersangkutan dengan ketatausahaan (kearsipan) perpustakaan, seperti antara lain:
Urusan surat-menyurat tentang pesanan pembelian bahan koleksi, hubungan antar perpustakaan ataupun dengan instansi lain, penagihan keterlambatan pengembalian pinjaman pustaka, penelusuran informasi, dan lainnya.
Urusan pembuatan blanko surat, bentuk/pola surat dan penentuan tata pengetikannya.
Urusan penyimpanan dan penyusunan/ penataan arsip-arsip surat perpustakaan.
Urusan penyusutan, penyingkiran dan pemusnahan arsip-arsip surat perpustakaan.
e.Kegiatan yang bersangkutan dengan pelayanan umum, diantaranya:
pemberian informasi kepada pihak yang membutuhkan.
Peerimaan tamu atau peninjauan perpustakaan.
Urusan rapat interen perpustakaan atau dengan pihak lain.
Urusan kebersihan gedung dan halaman perpustakaan.
Urusan perbaikan-perbaikan gedung, peralatan kantor dan perabotan perpustakaan..
Urusan komunikasi dan transportasi perpustakaan.
f.Kegiatan yang bersangkutan dengan pembuatan laporan tertulis secara menyeluruh mengenai perpustakaan, diantaranya:
Mengumpulkan data mengenai kegiatan apapun yang dilakukan di dalam perpustakaan, kemudian mengolah dan menyajikannya dalam bentuk statistik.
Mengumpulkan bahan-bahan laporan dari berbagai kegiatan pengadaan bahan koleksi, pengolahan, pelayanan, untuk digunakan sebagai bahan menyusun laporan.
Membuat kerangka laporan secara sistematis.
Mengetik atau mencetak laporan.
Mewujudkan laporan dalam bentuk bendelan ataupun buku laporan.
Mengesahkan laporan tersebut dan sekaligus menyampaikan kepada pimpinan perpustakaan ataupun atasan yang lebih tinggi.Sumardji, 1988: 23-32)
d.Petugas Perpustakaan
Sebagai usaha pengefektifan perpustakaan yang telah tersedia dengan lengkap berbagai macam bahan pustaka, maka perlu petugas untuk pelaksanaan pelayanan. Tanpa petugas yang menjalankan fungsi dan melayani perpustakaaan tidak akan ada manfaatnya. Tenaga perpustakaan tergantung dari tingkatan perpustakaan. Misalkan tingkat Sekolah Dasar satu orang dirasa cukup, tetapi untuk SMP dan SMA membutuhkan beberapa petugas.
Tenaga-tenaga tersebut terdiri dari:
a.Kepala perpustakaan/guru pustakawan.
Kepala perpustakaan sebaiknya dipegang oleh salah seorang guru, sehingga benar-benar diintegrasikan dengan proses belajar mengajar di sekolah.
b.Petugas perpustakaan sekolah.
Untuk membantu kepala perpustakaan perlu ditunjuk petugas dengan jumlah yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kepentinganya, yaitu:
Petugas pelayanan tekhnis.
Petugas pelayanan pembaca.
Petugas tata usaha.
Peran utama tenga perpustakaan/pustakawan adalah memberikan sumbangan pada misi dan tujuan sekolah termasuk prosedur evaluasi dan mengembangkan serta melaksanakan misi dan tujuan perpustakaan sekolah. Dalam kerjasama dengan senoir manajemen sekolah, administrator dan guru, maka pustakawan ikut dalam pengembangan rencana dan implementasi kurikulum.pustakawan memiliki kemampuan untuk menentukan sumber bahan pustaka dan informasi yang diperlukan oleh pengguna sesuai dengan kurikulum sekolah.
Berikut ketrampilan mendasar yang diharapkan dimiliki oleh tenaga perpustakaan:
Kemampuan berkomunikasi secara positif dan terbuka dengan anak dan rang dewasa.
Kemampuan memahami kebutuhan pengguna.
Kemampuan bekerja sama dengan peroranan serta kelompok di dalam dan di luar komunitas sekolah.
Memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai keanekaragaman budaya.
Beberapa tugas pustakawan sekolah:
Menganalisis sumber dan kebutuhan informasi komunitas sekolah.
Memformulasi dan mengimplementasi kebijakan pengembangan jasa.
Mengembangkan kebijakan dan sistem paengadaan sumberdaya perpustakaan.
Mengkatalog dan mengklasifikasi materi perpustakaan.
Melatih cara penggunaan perpustakaan.
Membatu pengguna perpustakaan mengenai penggunaan sumberdaya perpustakaan dan tekhnologi informasi.
Ikut serta dalam persiapan, implementasi dan evaluasi aktivitas pembelajaran.
Ikut serta dalam kegiatan perencanaan terkait dengan implementasi kurikulum.
e.Struktur Organisasi Perpustakaan.
0100090000037800000002001c00000000000400000003010800050000000b0200000000050000000c02910a7e0d040000002e0118001c000000fb021000070000000000bc02000000000102022253797374656d000a7e0d000018610000fc5b110004ee833968e2540b0c020000040000002d01000004000000020101001c000000fb029cff0000000000009001000000000440001254696d6573204e657720526f6d616e0000000000000000000000000000000000040000002d010100050000000902000000020d000000320a5a00000001000400000000007a0d8c0a20332d00040000002d010000030000000000
Keterangan: (Deskripsi tanggung jawab per bagian)
1)Penanggung Jawab untuk merumuskan kebijakan perpustakaan dengan bantuan pelaksana harian serta berkoordinasi dengan komite sekolah.
2)Pelaksana harian melakukan ekerjaan manajemen seperti membuat perencanaan, pengorganisasian, pengkoordonasian dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan perpustakaan sekolah.
3)Bagian tekhnis bertanggung jawab terhadap:
pembinaan koleksi.
Pengolahan bahan pustaka (klasifikasi, katalogisasi, perlengkapan pustaka dan lainnya)
Inventarisasi dan perawatan.
4)Bagian layanan malakukan:
Layanan sirkulasi.-Layanan referensi-.Pelaporan atau membuat statistik.
5)Bagian administrasi bertanggung jawab terhadap:
Surat menyurat.Keanggotaan.-Rumah tangga.-Keuangan.
6)Bagian sistem informasi melakukan pekerjaan data entry. Apabila perpustakaan sekolah telah dilengkapi sistem informasi. Ada beberapa pekerjaan tekhnis dan administrasi yang dapat dikerjakan sekaligus. Seperti administrasi keanggotaan, katalogisasi, sirkulasi dan statistik. Terlebih lagi apabila sekolah telah berbasis jaringan internet atau perpustakaan sekolah. Maka bagian sistem informasi akan memegang peranan sentral dari sema jenis pekerjaan tersebut.
f.Evaluasi Perpustakaan.
Dalam proses mencapai tujuan perpustakaan sekolah, pihak manajemen harus secara kontinyu memantau kinerja layanan untuk menjamin bahwa strategi yang digunakan mampu mencapai berbagai sasaran yang telah ditentukan. Kegiatan pembuatan statistik harus dilakukan secara berkala guna mengetahui arah perkembangan. Evaluasi tahunan hendaknya mencakup semua bidang kegiatan yang dimuat dalam dokumen perencanaan dan meliputi butir berikut:
Apakah kinerja layanan mencapai sasaran dan memenuhi tujuan yang ditentukan perpustakaan, kurikulum dan sekolah.
Apakah kinerja layanan memenuhi kebutuhan komunitas sekolah.
Apakah kinerja mampu memenuhi kebutuhan yang berubah.
Apakah sumber daya layanan kinerja tercukupi.
Apakah pembiayaan layanan kinerja telah efektif.
Dengan evaluasi diharapkan pustakawan dan berbagai pihak yang bersangkutan dapat melakukan perbaikan dan meningkatkan kinerja serta kualitas perpustakaan.
KESIMPULAN
Menyediakan informasi dan gagasan yang menjadi dasar untuk membentuk masyarakat yang berbasis informasi dan ilmu pengetahuan.
Merupakan sarana bagi peserta didik agar terampil belajar sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar mereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab.
Menurut keterangan tersebut, sangat jelas jika perpustakaan sekolah sebagai sarana penting yang harus dikelola dengan sebaik-beiknya. Sehingga dapat memberikan kemanfaatan bagi peserta didik dan siapa saja ang dapat mengambil manfaat darinya. Itu sebabnya perpustakaan butuh pengelolan yang baik dan penuh kesungguhan.
Secara sederhana bentuk pengelolaan perpustakaan adalah:
1)Pengadaan bahan pustaka sebagai koleksi perpustakaan.
2)Pengolahan bahan pustaka yang telah dimiliki.
3)Pelayanan sirkulasi.
4)Pelayanan referensi.
5)Pelayanan administrasi umum.
Diharapkan dengan pengelolaan yang tertin serta evaluasi yang kontinyu perpustakaan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. ”Membaca buku bagus seperti bercakap dengan orang hebat dari abad terdahulu (Rene Descartes, 1617)
SUMBER PUSTAKA
Bafadal, Ibrahim. 1991. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Kangbudhi’s weblog information intermediary
Mudhoffir. 1986. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar. Bandung: Remadja Karya.
Sumardji. 1988. Perpustakaan Organisasi dan Tatakerjanya. Yogyakarta: Kanisius.
Suherman. 2009. Perpustakaan Sebagai Jantung Sekolah. Bandung: MQS Publising.
Note:
Tulisan di atas disadur dari berbagai sumber oleh ika romika mawaddati.
Diajukan sebagai tugas Ujian Tengah Semester VII
Dipersembahkan kepada yang terhormat: Bpk Wahono selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Sistem Informasi Pendidikan.
Semoga Bermanfaat
Saran dan masukan untuk perbaikan sangat diharapkan.
Terima kasih.