Sabtu, 05 September 2009

PESMABA Santun Berkasih Sayang

Pesmaba Santun Berkasih Sayang
Oleh: Ika Romika Mawaddati
Ika85_romik@yahoo.com
Paska pengumuman hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri secara nasional, beberapa perguruan tinggi negeri telah melaksankan kegiatan Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba). Berbagai macam kegiatan dan materi, serta tugas yang dihidangkan oleh panitia, kepada peserta selama Pesmaba sangat berfariasi antar perguruan tinggi. Sesuai dengan tujuan masing-masing.
Pesmaba merupakan tangga awal, yang harus dilalui oleh para mahasiswa baru sebelum memulai proses belajar mengajar di jenjang pendidikan tinggi. Diantara menu kegiatan yang ditawarkan, ada satu yang menjadi sorotan penulis kali ini, yaitu ciri khas panitia Pesmaba yang terkenal dengan penuh kedisiplinan dan ketegasan. Tulisan ini muncul ketika saya mengantarkan sepupu Pesmaba di hari pertama. Jadwal yang telah ditetapkan pukul 06:00 WIB dimulai. Ketika itu saya dan sepupu saya sampai sekitar 05:45 WIB.
Agak terkejut, ketika melihat peserta sudah dibariskan, meskipun banyak yang antri hendak parkir. Sengaja saya berhenti sejenak untuk melihat acara tersebut. Beberapa menit kemudian saya mendengar panitia berteriak dengan lantang, kira-kira seperti ini. “ Ayo cepat kalian sudah terlambat,” teriak panitia tegas. Selang beberapa menit kemudian ada yang mengumumkan.”Sekarang pukul enam lewat sepuluh menit, padahal kalian harus berkumpul jam enam tepat,” teriak panitia lain tak kalah keras dan lantang. Seketika itu saya langsung melihat jam di handphone saya, masih pukul 05:50 menit berarti jam enam kurang sepuluh menit.” Sebenarnya yang dipakai itu jam standarnya yang mana?,”gumam hati saya dan yakin bahwa jam HP saya benar. Demi mendengar teriakan itu ada beberapa peserta yang terlambat dan berusaha secepatnya menuju halaman, tanpa sengaja untuk melanggar, mereka menerobos garis pembatas karya panitia dari rafia hijau. Dengan tegas panitia yang mengetahui langsung menegur dengan lantang. “Dak boleh nerobos ! lewat jalur yang benar,” begitu kira-kira teguran panitia.
Pagi yang dingin itu menjadi panas dan mencekam, dengan teriakan-teriakan panitia yang angkuh dan sok disiplin (kalau boleh saya bilang). Muka-muka ceria generasi bangsa seketika hilang ditelan teriakan-teriakan itu. Bahkan tak sengaja saya melihat salah satu peserta, setelah beberapa menit berkumpul harus memisahkan diri dengan dikawal dua orang petugas kesehatan dengan jalan agak membungkuk dan tangan menutup mulut. Dari jauh seperti hendak muntah.
Pesmaba merupakan diantara proses pembelajaran, yang mana merupakan proses transfer ilmu pengetahuan, dari orang yang tahu kepada yang belum tahu. Proses tersebut memerlukan suasana kondusif dan santai, dalam artian ketenangan dan tanpa tekanan. Namun jika di hari pertama masuk kuliah harus menerima bentakan, teriakan dan kata-kata yang menjatuhkan bagaimana mereka dapat menyerap ilmu yang diberikan? Dan bagaimana mungkin mereka dapat menjalani proses pembelajaran dengan tenang dan lapang?.
Dalam hati sebenarnya saya paham, bahwa tujuan panitia hanyalah untuk mengajarkan kedisiplinan dan kekuatan peserta (kekuatan mental). Mahasiswa baru dikenalkan perbedaan pendidikan di kampus dengan sekolah. Saya paham itu semua untuk kebaikan. Tapi yang tidak saya mengerti adalah cara mereka yang sangat keras seperti militer. Padahal dunia militer dengan kampus sangat berbeda. Takutnya dengan kekerasan itu, mahasiswa merasa dunia kampus merupakan dunia pendidikan yang keras dan penuh kedisplinan. Dan ketika perkuliahan dimulai mereka menjadi ilfil (ilang filing) ketika banyak mahasiswa bahkan dosen telat, tetapi tidak ada sansi sama sekali. Mereka akan mencoba atau ikut-ikutan bahkan memang sengaja untuk memperlambatkan diri (sengaja telat), akhirnya akan meremehkan peraturan-peraturan kampus yang lain.
Lebih parahnya jika kebiasaan itu dibawa sampai luar kampus, meremehkan peraturan-peraturan yang ada. Baik tingkat kos-kosan, masyarakat, atau negara. Dan lebih parahnya jika kebiasaan terlalu tegas di awal Pesmaba akan melahirkan generasi yang dapat disiplin dan teratur jika dimarahi, dihukum, dikasari dan sikap-sikap jelek lainya. Maksudnya jika tidak di hukum atau dimarahi, enggan disiplin.
Pesmaba merupakan proses pengenalan studi kepada mahasiswa baru, bagaimana budaya hidup dan pembelajaran di perguruan tinggi. Jadi, alangkah lebih efisien jika panitia dapat menanamkan kesadaran dan tanggung jawab serta rasa loyalitas untuk menciptakan budaya perguruan tinggi, belajar dan selalu belajar, santun penuh kedisiplinan dan keteraturan. Tujuan tersebut saya kira dapat terwujud dengan proses Pesmaba yang santun. Santun tutur kata, santun perilaku, santun bersikap antara panitia dan peserta. Pesmaba yang berkasih sayang antar sesama, tak ada keseneriotisan, yang ada hanya ukhuwah rasa persaudaraan antar kakak dan adik. Dan yang terpenting adalah keteladanan dari panitia. Dengan demikian mahasiswa baru menjadi betah di kampus baru dan ada rasa memiliki kampus. Pastinya mereka akan sayang kampus dan pasti berusaha untuk menjaga kampusnya.
Penulis adalah Mahasiswi UMM, Jurusan Tarbiyah /FAI.
Aktif di koran kampus Bestari.